Suara.com - Jumat pagi, usai Presiden Joko Widodo pidato tentang perkembangan dunia dan tantangan dunia pendidikan di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa UI Zaadit Taqwa yang berada di tengah acara, tiba-tiba berdiri.
Lalu, Zaadit mengacungkan buku berwarna kuning --- belakangan disebut sebagai kartu kuning -- tinggi-tinggi. Paspampres sampai cepat-cepat bergerak dengan membawanya keluar dari ruangan.
Sontak, aksi di tengah acara Dies Natalis ke 68 UI itu menjadi sorotan. Aksi Zaadit dimaksudkan sebagai ekspresi kritik terhadap kebijakan pemerintahan Jokowi.
Peristiwa itu rupanya menginspirasi Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah. Di acara Musyawarah Kerja Nasional 1 KA-KAMMI di Jakarta, Sabtu (3/2/2018), ketika tengah berpidato, Fahri tiba-tiba mengambil kartu merah dari dalam jas. Kartu ini juga ditujukan kepada pemerintahan Jokowi.
Suasana menjadi ramai. Di acara itu juga ada Wakil Ketua DPR dari Gerindra Fadli Zon .
Usai pidato, Fahri diwawancara para wartawan mengenai peristiwa menghebohkan barusan.
"Waktu anak-anak UI keluarkan kartu itu, itu seperti komando juga buat kita. Untuk mengingatkan pemerintah dengan metode mahasiswa, gitu loh, ya. Kaum pergerakan mahasiswa."
"Yang lain kan kuning, kalau saya kebetulan yang ada itu merah. Jadi jaya kasih kartu merah." Fahri tersenyum.
Makna kartu merah yang dikeluarkan Fahri yaitu kritik terhadap perjalanan pemerintah agar senantiasa mengevaluasi diri.
"Intinya gini, Indonesia ini harus secara terus-menerus mengevaluasi perjalanan dirinya secara radikal secara mendalam, kita ini on the right track atau tidak."