Suara.com - Awal Februari diperingari sebagai Hari Hijab Sedunia atau World Hijab Day. Ini adalah perayaan Hari Hijab Sedunia keenam yang diinisiasi oleh organisasi World Hijab Day.
Pada keterangan resminya di laman worldhijabday.com, organisasi tersebut meminta warga dunia yang tak hanya muslim, tapi semua agama, untuk mengenakan jilbab atau penutup kepala sebagai bentuk solidaritas pada perempuan Muslim di seluruh dunia.
World Hijab Day memiliki misi menciptakan dunia yang lebih damai di mana warga global dapat saling menghormati satu sama lain dan memerangi segala bentuk kefanatikan, diskriminasi, dan prasangka terhadap perempuan Muslim.
Masih dilansir dari rilis resmi yang sama, seorang Senator dari New York, Roxanne J. Persaud, mengatakan bahwa World Hijab Day dapat menekan tindakan diskriminasi.
Baca Juga: Menteri PPPA: Perempuan Papua Berusia 10-16 Tahun Punya 8 Anak
"Saya memanggil semua orang untuk menunjukkan kebebasan beragama dengan melakukan toleransi dan merangkul kekayaan yang dibawa oleh keragaman. Ketika kita menunjukkan toleransi, kita mengakui hak asasi manusia universal dan kebebasan fundamental orang lain. Komitmen kita terhadap kebebasan beragama harus sesuai dengan tindakan kita: Kita perlu berdiri bersama untuk melawan intoleransi dan kebencian agama," ungkap Roxanne.
Adalah Nazma Khan, seorang penduduk asli New York yang menjadi sosok yang memprakarsai gerakan global World Hijab Day.
Tumbuh di kota New York, Nazma kerap dilecehkan secara fisik maupun emosional pasca tragedi bom Menara Kembar World Trade Center 9/11.
Hingga akhirnya pada 1 Februari 2013, dia mengajak rekan-rekan seperjalanannya di seluruh dunia untuk mengenakan jilbab dalam sehari sebagai bentuk solidaritas kepada sesama perempuan Muslim.
Baca Juga: Sopir Angkot Tanah Abang Tolak Mobilnya Diganti Baru