Suara.com - Warga Palestina mengusir delegasi Amerika Serikat yang tengah berkunjung ke kota Betlehem, Tepi Barat, Selasa (301/2018).
Aksi pengusiran itu, seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (31/1), sebagai bentuk protes ke AS yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Aktivis mencegat kendaraan delegasi Departemen Luar Negeri AS, yang mengunjungi Kamar Dagang Betlehem.
Demonstrasn juga meneriakkan slogan-slogan melawan kebijakan-kebijakan AS atas Palestina.
"Aktivis memberi tahu delegasi tersebut bahwa mereka tidak diterima di Betlehem, kemudian mengusir mereka dari Betlehem," jelas anggota Dewan Revolusioner Fatah Mohammed Lahham.
Hingga kekinian belum ada komentar dari otoritas AS mengenai aksi pengusiran delegasinya tersebut.
Ketegangan meliputi wilayah Palestina sejak 6 Desember 2017, ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Deklarasi Trump itu telah memicu sejumlah aksi protes di Palestina. Tak jarang, aksi tersebut berakhir ricuh dan memakan korban dari pihak Palestina.
Sejak saat itu, setidaknya 19 warga Palestina tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza.
Yerusalem masih menjadi poros konflik Israel-Palestina, karena orang-orang Palestina menginginkan Yerusalem Timur—yang diduduki oleh Israel sejak 1967—sebagai ibu kota negaranya di masa mendatang.