Suara.com - Presiden RI Joko Widodo berani mengunjungi Afghanistan, ketika negara tersebut diguncang oleh serangan bom teroristik, Senin (29/1/2018).
Namun, dalam kunjungan tersebut, seorang perempuan yang disebut sebagai pengawal Presiden Jokowi turut mencuri perhatian publik Indonesia.
Foto perempuan berkacamata hitam tersebut, viral di media-media sosial sepanjang Senin.
Baca Juga: Siswa Sering Kesurupan, Sebuah Sekolah di Bangka Diliburkan
Satu foto yang laris manis disebar warganet adalah, ketika perempuan itu tampak berjalan di samping Jokowi sembari menenteng koper berwarna hitam.
"Warganet sudah tahu siapa pengawal Jokowi ini?" tulis akun @ndorokakung di Twitter.
Banyak warganet yang menduga perempuan itu adalah anggota militer Afghanistan yang ditugaskan untuk mengawal tamu negara.
Ada pula warganet yang memuji paras perempuan misterius itu. Sementara yang lain, memperdebatkan keaslian foto tersebut.
Baca Juga: Pique Pensiun Usai Ikut Piala Dunia 2018 di Rusia
Ada warganet yang memercayai foto itu hoaks. Sebab, mereka menilai terdapat ketidakcocokan warna antara leher si perempuan dengan kerah baju yang dikenakannya.
Dari TV Bangladesh
Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mendarat di Bandara Hazrat Shahjalal. Presiden M. Abdul Hamid menyambutnya di bandara.
Komentar tv ini juga memuji kerja presiden Jokowi dlm membantu Rohingya dari rezim Myanmar pic.twitter.com/KeymXLefCa— Murtadha (@MurtadhaOne) January 27, 2018
Doa Jokowi
Dalam kunjungannya, Jokowi menegaskan pemerintah dan bangsa Indonesia menyampaikan rasa duka atas tragedi penyerangan yang terjadi di Afghanistan dan akan terus memberikan dukungan agar perdamaian dapat tercipta di negara yang tengah mengalami konflik itu.
"Saya berdoa agar para korban dapat segera pulih dan kepada keluarga serta kerabat yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran," ujar Jokowi saat pernyataan pers bersama seusai melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani di Istana Presiden Agr, Kabul, Senin.
Jokowi juga menyatakan, kunjungannya ke Afghanistan merupakan bentuk penghormatan dirinya atas kunjungan serupa yang dilakukan Presiden Afghanistan ke Indonesia pada 2017.
Kunjungan Kenegaraan Bilateral Presiden Republik Indonesia ke Afghanistan itu sekaligus menjadi yang pertama setelah hampir enam dekade lalu.
"Kunjungan saya ke Afghanistan merupakan kunjungan Kenegaraan Bilateral pertama Presiden Republik Indonesia setelah hampir enam dekade. Terakhir, Presiden Sukarno berkunjung ke Afghanistan pada Mei 1961," tuturnya.
Kunjungan tersebut, ujar Presiden, dapat dimaknai sebagai komitmen kuat Indonesia untuk dapat meningkatkan hubungan dan kerja sama dengan Afghanistan.
Indonesia juga berkomitmen untuk membangun perdamaian dan mendukung kesejahteraan bangsa Afghanistan.
Komitmen yang diwujudkan dalam pertemuan bilateral berlangsung secara hangat dan penuh rasa persaudaraan. Selain itu, kerja sama terkait pembangunan perdamaian di Afghanistan semakin dimatangkan kedua pihak.
"Indonesia dan Afghanistan akan meningkatkan berbagai kegiatan yang dapat membantu proses 'peace building' dan rekonsiliasi di Afghanistan," jelasnya.
Salah satu dukungan Indonesia dalam mewujudkan perdamaian di Afghanistan ditunjukkan dengan berlanjutnya pembangunan kompleks Indonesia Islamic Centre (IIC) di Kabul. Rencananya, fasilitas kesehatan akan turut dibangun dalam kompleks tersebut pada 2018.
"Klinik kesehatan di kompleks IIC akan mulai dibangun pada musim semi 2018 melengkapi Masjid As-Salam yang telah digunakan oleh masyarakat Afghanistan sejak tahun 2015," terangnya.
Kompleks IIC merupakan simbol atau monumen dari persahabatan Indonesia dan Afghanistan. Lokasi tersebut diharapkan akan menjadi pusat kegiatan yang mendorong perdamaian.
Sementara itu, Presiden Ashraf Ghani menyambut baik kunjungan Presiden Jokowi di Kabul, Afghanistan.
"Saya sangat menghargai dan menyampaikan terima kasih dari rakyat Afghanistan atas kedatangan di sini. Presiden Jokowi selalu mendorong terjadinya perdamaian di Afghanistan," ucap Presiden Ghani.
Selain itu, kedatangan Presiden Jokowi juga dikatakan Ghani membawa berkah bagi masyarakat Afghanistan.
"Kedatangan Yang Mulia tidak perlu membawa emas, tapi membawa hujan dan salju. Hujan dan salju merupakan berkah bagi kami. Salju dan hujan tidak pernah memilih akan turun pada orang kaya atau orang miskin," pujinya.