Becak di Antara 'Kegenitan' Kelas Menengah Ibu Kota

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 29 Januari 2018 | 06:30 WIB
Becak di Antara 'Kegenitan' Kelas Menengah Ibu Kota
Sejumlah tukang becak melakukan pendataan identitas kepada petugas Kelurahan di kawasan kolong flyover Bandengan, Jakarta, Sabtu (27/1).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Azas Tigor Nainggolan ketika diwawancarai jurnalis Suara.com, Selasa (23/1), mengatakan Gubernur Anies perlu membuat konsep konkret agar polemik mengenai becak terhenti.

Ia juga meminta warga Jakarta, terutama kelas menengah, tak "genit" dengan menstigma becak.

"Buat teman-teman juga jangan menstigma becak. Misalnya (menstigma) 'nanti becak akan menggores mobil saya'. Jangan. Seorang Gus Dur (Presiden keempat RI; Abdurrahman Wahid) saja, dulu ikut mendukung becak saat dirazia tahun 1989," ungkapnya.

Ia bercerita, suatu hari ketika berkunjung ke Washingon DC, Amerika Serikat, melihat becak dijadikan alat transportasi wisata di sekitar gedung Capitol—Gedung Putih. Di Belanda juga begitu. Bahkan sebagian becak di Belanda diimpor dari Indonesia.

Baca Juga: Tak Laku, Liverpool Banting Harga Peminjaman Daniel Sturridge

"Saya pernah juga dua tahun lalu naik becak di Malaysia. Becak dihias. Bagus. Di Eropa becak juga bagus."

Menurut Tigor, di Jakarta, becak baik juga dioperasikan menjadi angkutan wisata, misalnya di Ancol, TMII, dan Kota Tua.

"Di kawasan SCBD, bahkan, eksekutif muda kalau turun untuk makan siang, pakai mobil atau motor. Nah, bisa juga nanti ke pusat kuliner naik becak, daripada motor atau mobil bikin macet."

Tigor menekankan, penarik becak yang masih bertahan di Jakarta sebenarnya tak memiliki kepentingan apa pun terkecuali untuk terus mampu mencari nafkah diri dan keluarga. Hanya untuk keperluan terus menyambung hidup.

Pernyataan Tigor tersebut, juga ditunjukkan oleh penarik becak pada era 80-an seperti terekam dalam cerpen Seno yang dikutip pada awal artikel ini.

Baca Juga: Istri Komedian Saleh Ali 'Bajaj Bajuri' Meninggal Dunia

Ketika menyerah dan sesaat sebelum ditembak, Rambo—si penarik becak terakhir di dunia dalam cerpen Seno itu—mengatakan: “Ya, aku menyerah. Aku bukan pahlawan. Dan aku tidak mau jadi pahlawan. Aku Cuma tukang becak yang takut mati dan perlu makan....”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI