Ulama Sedunia Desak Negara Arab Putus Hubungan dengan Israel

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 28 Januari 2018 | 22:43 WIB
Ulama Sedunia Desak Negara Arab Putus Hubungan dengan Israel
Warga Pakistan berdemo menentang keputusan Pemerintah AS mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota dari Israel, Kamis (14/12/2017). [AFP/Arif Ali]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Negara-negara Islam didesak memutuskan semua bentuk hubungan dengan Israel, sebagai bukti dukungan serempak terhadap perjuangan mempertahankan Yerusalem.

Imbauan itu merupakan bagian dari 14 resolusi yang dicapai dalam Persidangan Meja Bundar Ulama Islam Sedunia Mengenai Baitulmakdis, yang berlangsung selama 2 hari dalam Festival MyAQSA di Putrajaya, Malaysia, Minggu (28/1/2018).

Pengarah Persidangan Meja Bundar MyAQSA Datuk Mohd Khairuddin Aman Razali mengemukakan hal itu pada jumpa pers, setelah berakhirnya persidangan yang dihadiri 100 ulama dari 30 negara tersebut.

Baca Juga: Tragis, Pasutri Lanjut Usia Ditemukan Membusuk di Dalam Rumah

Ia mengatakan, sebagian negara Arab mulai menciptakan hubungan dengan Israel. Hubungan itu ditandai dengan menerima kedutaan Israel di negara mereka. Sejumlah negara tersebut jelas tidak membantu perjuangan warga Palestina.

"Seluruh negara umat Islam perlu memutuskan hubungan ini karena jika satu negara saja, dia tidak akan efektif. Malaysia bisa menjadi pelopor dalam menggerakkan perkara ini," katanya.

Jalan membebaskan Yerusalem, ujar dia, adalah memutuskan sebarang hubungan politik, perdagangan, pendidikan, dan sebagainya dengan rezim Zionis Israel.

"Ini memerlukan tindakan pemerintah dan umat Islam di seluruh dunia," tegasnya.

Persidangan itu juga merencanakan isu Yerusalem dimasukkan dalam silabus pengajian pendidikan Islam di negara-negara Islam, bermula dari sekolah dasar hingga universitas.

Baca Juga: Amanda dan 5 Anak Panti Asuhan Tergulung Ombak Laut Jembrana

"Isu Palestina adalah isu akidah, sebuah negara dan masyarakatnya dizalimi, dirampas tanah mereka oleh Zionis dengan bantuan dunia," tuturnya.

Ia mengatakan, bahwa dirinya sebagai anggota parlemen akan menyuarakan permasalahan ini kepada pemerintah supaya hal tersebut dapat dimasukkan dalam sistem pendidikan.

Turut hadir ialah Mufti Wilayah Persekutuan, Datuk Zulkifli Mohamad Al-Bakri; Ketua Kesatuan Ulama Islam Lubnan Sheikh Ahmad Al Omari; Ketua Pusat Pembentukan Ulama Mauritania Syeikh Muhammad Hasan Walid ad-Dedew; dan, Ketua Majelis Islam Syria Syeikh Usamah al-Rifa'i.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI