Suara.com - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia Rully Akbar memprediksi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan ditinggalkan koalisi Merah Putih dan merapat ke koalisi pemerintahan Joko Widodo.
Ia menilai prediksi tersebut lantaran Prabowo tak kunjung mendeklarasikan dirinya maju dalam Pemilihan Presiden 2019 mendatang.
"Hanya Jokowi yang sekarang masih punya koalisi besar itu dan Prabowo belum memberikan statement bahwa dia akan maju lagi ke pilpres 2019, dan Ini yang akhirnya juga sedikit demi sedikit partai yang dulu mendukung di koalisi merah putih banyak yang pindah untuk merapat ke pemerintahan Jokowi," ujar Rully di kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta, Rabu (24/1/2018).
Rully menuturkan dengan ditetapkan aturan terkait ambang batas atau Presidential Threshold sebesar 20 persen dari jumlah kursi di DPR atau 25 persen suara sah nasional pada Pileg 2014 lalu, membuat langkah Prabowo tersendat untuk maju di Pilpres 2019.
Baca Juga: LSI: Kalau Prabowo Jadi Capres Lagi, Gerindra Menguat
Pasalnya yang memiliki koalisi besar hanya koalisi yang dimiliki Jokowi.
"Tapi karena ada ambang batas 20 persen ini juga menyulitkan calon lain untuk bisa punya koalisi besar juga," kata Rully.
Sebelumnya, Mahkamah Konstitusi menolak uji materi atas Pasal 222 UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Ambang Batas Pencalonan Presiden atau Presidential Threshold, yang diajukan oleh Partai Idaman.
Bunyi Pasal 222 itu adalah : Partai politik atau gabungan partai politik harus memiliki 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional pada Pemilu 2014 untuk bisa mengusung pasangan Capres dan Cawapres di Pilpres 2019.