Becak di Jakarta, Hidup Segan, Mati Tak Mau

Selasa, 23 Januari 2018 | 15:02 WIB
Becak di Jakarta, Hidup Segan, Mati Tak Mau
Ilustrasi becak. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Jangan dibiarkan kayak tahun 1980-an."

Selain dibuat lebih bagus, operasi becak juga diatur dan diawasi. Misalnya dimana wilayah mereka.

Tigor menyontohkan becak (bukan becak motor) di kota wisata Yogyakarta. Pemerintah setempat memiliki peraturan daerah yang antara lain untuk mengatur becak itu.

"Ramah lingkungan. Dia juga bisa masuk ke dalam kampung."

Suatu hari ketika berkunjung ke Washingon DC, Tigor melihat becak dijadikan alat transportasi wisata di sekitar gedung Capitol. Di Belanda juga begitu. Bahkan sebagian becak di Belanda diimpor dari Indonesia.

"Saya pernah juga dua tahun lalu naik becak di Malaysia. Becak dihias. Bagus. Di Eropa becak juga bagus."

Menurut Tigor di Jakarta, becak baik juga dioperasikan jadi angkutan wisata, misalnya di Ancol, TMII, dan Kota Tua.

"Di kawasan SCBD, bahkan. Eksekutif muda kalau turun untuk makan siang, pakai mobil atau motor. Nah, bisa juga nanti ke pusat kuliner naik becak, daripada motor atau mobil bikin macet."

Tigor teringat perjuangan 29 tahun yang lalu. 1989. Dia bersama kawan-kawan demonstrasi di DPR memperjuangkan eksistensi becak.

"Saya dan banyak kawan menjadi kuasa hukum para abang becak Jakarta melawan Wiyogo. Akhirnya kami kalah dan becak diberangus dari bumi Jakarta."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI