Pimpinan Gerindra Tak Percaya Fernando Picu Keributan

Selasa, 23 Januari 2018 | 13:17 WIB
Pimpinan Gerindra Tak Percaya Fernando Picu Keributan
Ilustrasi garis polisi [suara.com/Nur Habibie]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo tak percaya kadernya, Fernando Alan Joshua Wowor , yang memulai keributan dengan anggota Brimob di tempat parkir diskotek Lipss Club Bogor, Sabtu (20/1/2018), dini hari.  Fernando akhirnya meninggal diterjang timah panas dari senjata bawaan polisi.

"Hanya beberapa orang kemarin saja kebetulan main di sana (TKP). Saya sendiri tidak mengawal setiap saat, tapi saya tak percaya jika dituduhkan kalau dia yang mulai," kata Edhy di DPR, Jakarta, Selasa (23/1/2018).

Edhy menambahkan semua kader muda Gerindra sudah dibekali pendidikan etika.

"Wong saya sudah mengajarkan, kalaupun dipukul ya sudah terima saja resiko, nggak usah balas. Iya kan. Apalagi dengan bersenjata," ujar Edhy.

Edhy mengatakan pada waktu itu Fernando berusaha merebut pistol yang diacungkan polisi.

"Kemarin karena bawa senjata, itu mau diambil senjatanya. Seandainya tidak ada yang mencakar (teman korban) dari belakang, tidak akan terjadi penembakan itu," kata Edhy.
Sementara kasus itu ditangani polisi, Edhy meminta kader Gerindra menghormati proses hukum.
 
"Saya minta teman-teman tidak usah perpanjang. Kemarin kan saya sudah mengantarkan keluarga dengan baik, Alhamdulilah keluarga sudah paham situasinya saat itu" kata Edhy.
 
"Maka itu kami meminta pada pihak kepolisian dan penegak hukum lain untuk mengusut tuntas masalah ini." 
 
Edhy yakin kader muda Gerindra bukan kalangan pencari masalah. 
 
"Kita nggak tahu itu Brimob atau bukan. Polisi atau bukan. Kalau tahu polisi, kita nggak mungkin melawan. Dia petugas kok. Masalahnya dia tidak berseragam dan bawa senjata, kita khawatir," tutur Edhy.
 
Edhy berharap aparat kepolisian mengusut tuntas kasus itu.
 
"Kita menghimbau pada pemerintah dalam hal ini penegak hukum harus mengusut tuntas. Apalagi kalau kita lihat waktunya tidak tepat. Posisinya tidak tepat, jadi ini yang kita minta diclearkan," kata Edhy.
 

REKOMENDASI

TERKINI