Bawa Pentungan, Ormas Islam Berkelahi dengan Warga Desa di Madura

Senin, 22 Januari 2018 | 07:14 WIB
Bawa Pentungan, Ormas Islam Berkelahi dengan Warga Desa di Madura
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ormas berkedok Islam, LPI berkelahi dengan warga Warga Desa Desa Ponteh, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, Madura. Akibatnya 10 orang terluka. Korban terus bertambah.

Perkelahiran terjadi karena LPI masuk desa itu dengan membawa pentungan dan serbuk cabai. Polisi sudah menyita senjata-senjata mereka.

"Dari pihak warga ada juga yang menjadi korban saat peristiwa bentrok yang terjadi," kata Kasat Reskrim Polres Pamekasan AKP Hari Siswo kepada Antara per telepon, Minggu (21/1/2018) malam.

Bentrokan itu terjadi, Jumat (19/1/2018) malam. Bentrokan terjadi karena aksi penyisiran yang dilakukan pihak ormas Islam tersebut. Warga desa menentang aksi itu.

Baca Juga: Tawuran Geng di Jakarta, 8 Bocah Membunuh, 2 Orang Buron

"Kami telah mengantongi sejumlah barang bukti terkait bentrok yang terjadi di Desa Ponteh, Kecamatan Galis, Pamekasan itu," ujar Hari Siswo.

Kelima orang warga Desa Ponteh, Kecamatan Galis, yang menjadi korban dalam kasus bentrokan itu masing-masing bernama Agus Aini (35), Satruki (45), Hamidi (28), Hamid (28) dan Suramlah (55).

"Kelima orang ini, semuanya warga Dusung Langtolang, Desa Ponteh, Kecamatan Galis," kata Hari Siswo.

Agus Aini mengalami pingsan saat kejadian, karena hendak dibawa paksa oleh pasukan LPI, Satuki mengalami luka memar di kepala bagian atas dan dahi, karena terkena pentungan, sedangkan Hamidi hanya mengalami perih di mata karena tersiram air cabai.

Sementara Hamid, mengalami luka di bagian dada dan Suramlah mengalami "shock" karena pada saat kejadian hampir dipukul oleh kelompok ormas LPI.

Baca Juga: Viral! Murid SD di Makassar Tawuran, Penyebabnya Cinta Segitiga

Kasat Reskrim lebih lanjut menjelaskan, pihaknya akan mengusut hingga tuntas kasus kekerasan atas nama agama yang terjadi di Pamekasan tersebut. Karena selain meresahkan masyarakat, juga telah menjadi perhatian pimpinan di tingkat pusat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI