Raja Abdullah: Yerusalem Timur Harus Menjadi Ibu Kota Palestina

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Senin, 22 Januari 2018 | 02:37 WIB
Raja Abdullah: Yerusalem Timur Harus Menjadi Ibu Kota Palestina
Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence bertemu dengan Raja Yordania, Abdullah II, di Ibu Kota Amman, Minggu (21/1/2018). [AFP/Khalil Mazraawi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Tidak ada pembenaran untuk menerima pejabat AS (Pence--red) itu, sejak pernyataannya mengukuhkan pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel," kata Fawzi Barhoum, juru bicara Hamas.

Pence dijadwalkan mengunjungi Mesir, Jordania dan Israel dalam waktu empat hari. Namun, ia tidak akan melakukan pertemuan dengan pejabat-pejabat Palestina, yang menunjukkan kebuntuan dalam upaya pemerintahan Presiden AS Donald Trump menjembatani perdamaian antara Palestina dan Israel.

Trump bulan lalu mengumumkan pengakuan AS terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan bahwa pemerintahannya akan memindahkan Kedutaan Besar AS ke kota itu.

Pengakuan tersebut mengundang kemarahan secara luas dan kecaman dari banyak negara.

Baca Juga: Lebih Dari 40 Orang Tewas Dalam Serbuan di Hotel Kabul

Ketegangan kembali muncul menjelang lawatan Pence ketika Amerika Serikat pada Selasa mengumumkan akan menarik 65 juta dolar dari 125 juta dolar AS rencana bantuan kepada UNRWA, yang selama berpuluh-puluh tahun telah dibayarkan untuk membantu pemenuhan kebutuhan medis dan pendidikan bagi para pengungsi Palestina. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI