Segera setelah Fernando tewas kena letusan pistol anggota polisi, Ketua Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra Habiburokhman meluncur ke kantor kepolisian Kota Bogor.
Habiburokhman mencari informasi dari anggota polisi, juga rekan-rekan Fernando yang ada di tempat kejadian perkara pada Sabtu dini hari.
Kepada Suara.com, hari ini, Habiburokhman menyampaikan beberapa temuan di lapangan.
Rekan Fernando yang ada di lokasi, Rio Endika Putra Pradana, menjelaskan sebelum kejadian, sebenarnya Fernando mencoba mengamankan pistol pelaku. Waktu itu, terjadi cekcok mulut gara-gara mau parkir kendaraan.
Pelaku yang membawa motor gede mengokang senjata dan menodongkan senjata ke kaca depan mobil yang ditumpangi Fernando dan rekan-rekan. Pistol kemudian diarahkan ke kepala Arif Rochmawan.
"Sehingga Fernando dan rekan-rekannya merasa ada bahaya. Baru kemudian mereka mencoba merebut senjata dalam konteks membela diri."
Habiburokhman mempertanyakan apakah seorang anggota polisi boleh menodongkan pistol yang sudah terkokang sembarangan?
"Bahkan hanya karena cekcok mulut saja. Kemudian jika pelaku adalah anggota Brimob apakah dibenarkan dia membawa senjata tidak dalam keadaan dinas."
Saat ini, Habiburokhman dan tim sedang menggali keterangan dari orang-orang yang ada di tempat kejadian perkara dini hari itu.
Habiburokhman berharap agar kebenaran bisa terungkap. Dia menegaskan harus ada yang bertanggungjawab atas meninggalnya kader Gerindra.