"Saya pegang tangannya, saya berusaha kasih pengertian lagi, sambil mengatakan, 'jangan gitu mas," kata RIo.
Dia makin marah, moncong pistolnya digetok-getokin ke kepala Arif.
"Saya yang khawatir, spontan meraih senjata guna menghindari hal berbahaya itu, tetapi bebarengan dengan lepasnya pandangan dia ke saya, dan Arief karena dia melihat Fernando turun dari mobil," kata Rio.
"Di situlah kesempatan saya untuk self defend, berusaha merebut pistol dengan bantuan almarhum yang memiting leher pelaku sampai jatuh dari motor gedenya."
Mulailah rusuh. Di saat alotnya merebut pistol itu. Saat itu, warga sekitar ikut memukuli si pembawa pistol itu dan suasana makin kacau.
"Tiba-tiba, di saat saya fokus, ada orang tarik muka saya dari belakang sekaligus mencakar pipi saya. Akhirnya lepaslah saya dari usaha merebut pistol tadi dengan spontan saya balik badan."
"Dor."
Fernando Wowor jatuh.
Rio kaget. Lalu dia tangkap lagi pistol si pelaku dengan agak memaksa ibu jarinya tekan tombol pelepas magazine. Jatuhlah magazine ke tanah.
"Pistolnya berhasil saya ambil, posisi di situ, si penembak digebukin oleh banyak orang lain, entah siapa, saya tidak peduli."