Suara.com - Sedikitnya 61 anak di Kabupaten Asmat, Papua, meninggal dunia karena campak dan gizi buruk, dalam empat bulan terakhir.
Peristiwa ini dianggap sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan diperlukan perhatian khusus dari semua pihak.
Namun, anggota Komisi IX dari Fraksi partai Nasdem DPR RI Amelia Anggraini menilai bukan hal baru.
Baca Juga: Wenger Yakin Kepergian Sanchez Tak Menyakitkan Seperti Van Persie
Sebab, sejak era Orde Baru, Papua selalu rentan terhadap sejumlah penyakit yang menyerang perempuan dan anak-anak.
Menurut Amelia, banyak faktor penyebab permasalahan tersebut. Misalnya, jarak permukiman warga ke puskemas terbilang jauh.
Ketersediaan tenaga kesehatan, stok vaksin serta obat-obatan juga terbatas.
"Faktor-faktor itu menjadi alasan yang dijadikan pembenaran terjadinya KLB," kata Amelia di DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (19/1/2018).
Amelia meminta Kementerian Kesehatan segera bertindak cepat dan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak serta instansi terkait.
Baca Juga: 'Begal Payudara' di Depok, Polisi Kebut Pelengkapan Berkas IH
Amelia juga mengusulkan perlunya pembentukan task force untuk merumuskan langkah-langkah implementatif, mengawasi serta mengevaluasi pelaksananan dalam penanggulangan campak dan gizi di Papua.
Menurutnya, kementerian yang dipimpin Nila Moeloek itu mesti menjadi memimpin seluruh kebijakan tersebut.
"Kemenkes harus menjadi motor penggerak dalam penanggulangan masalah kesehatan di negeri ini," ujar Amelia.
Amelia mengatakan, Otonomi Khusus Papua tidak boleh dijadikan dalih bahwa KLB ini tanggung jawab pemerintah setempat.
"Dalam kasus KLB di Papua adalah hal yang tidak tepat untuk saling melempar tanggung jawab," ujar Amelia.
Amelia juga berharap adanya pendistribusian tenaga medis serta pembangunan dan perbaikan sarana kesehatan di Papua.
"Untuk menangani gizi buruk, pemerintah pusat dan daerah harus saling berkoordinasi," harapnya.