61 Anak Papua Tewas karena Gizi Buruk, Kemenkes Harus Gerak Cepat

Reza Gunadha | Dian Rosmala
61 Anak Papua Tewas karena Gizi Buruk, Kemenkes Harus Gerak Cepat
ILUSTRASI (Shutterstock).

"Dalam kasus KLB di Papua adalah hal yang tidak tepat untuk saling melempar tanggung jawab," ujar Amelia.

Suara.com - Sedikitnya 61 anak di Kabupaten Asmat, Papua, meninggal dunia karena campak dan gizi buruk, dalam empat bulan terakhir.

Peristiwa ini dianggap sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan diperlukan perhatian khusus dari semua pihak.

Namun, anggota Komisi IX dari Fraksi partai Nasdem DPR RI Amelia Anggraini menilai bukan hal baru.

Baca Juga: Anak Muda Papua Tengah Dirikan Yayasan Pecinta Hewan, Demi Kesejahteraan Peternak

Sebab, sejak era Orde Baru, Papua selalu rentan terhadap sejumlah penyakit yang menyerang perempuan dan anak-anak.

Menurut Amelia, banyak  faktor penyebab permasalahan tersebut. Misalnya, jarak permukiman warga ke puskemas terbilang jauh.

Ketersediaan tenaga kesehatan, stok vaksin serta obat-obatan juga terbatas.

"Faktor-faktor itu menjadi alasan yang dijadikan pembenaran terjadinya KLB," kata Amelia di DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (19/1/2018).

Amelia meminta Kementerian Kesehatan segera bertindak cepat dan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak serta instansi terkait.

Baca Juga: Bentrok di Nabire! Demo Tolak Transmigrasi Dibubarkan Paksa

Amelia juga mengusulkan perlunya pembentukan task force untuk merumuskan langkah-langkah implementatif, mengawasi serta mengevaluasi pelaksananan dalam penanggulangan campak dan gizi di Papua.