Korut-Korsel Bersatu di Bawah Bendera Unifikasi saat Olimpiade

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 19 Januari 2018 | 15:31 WIB
Korut-Korsel Bersatu di Bawah Bendera Unifikasi saat Olimpiade
Kontingan atlet Korea Utara dan Korea Selatan bersatu memegang Bendera Unifikasi Korea saat Asian Games ke-15 di Doha, 1 Desember 2006. [ToshifumiKitamura/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Upaya unifikasi dua Korea tanpa campur tangan Amerika Serikat, mendapat kemajuan positif.

 Termutakhir, Republik Korea (selatan) dan Republik Demokrasi Rakyat Korea (Utara), bersepakat bergabung dalam seremoni pembukaan Olimpiade musimDingin Pyongchag, 9 Februari 2018.

Kontingen atlet Korut dan Korsel, seperti dilansir Anadolu Agency, Kamis (18/1/2018), bakal bergabung  menjadi satu barisan di bawah ”Bendara Persatuan” dalam seremoni tersebut.

Baca Juga: Kapolri: Gedung Polda Metro Jaya Gampang Disusupi Teroris

Tak hanya itu, kedua Korea juga bersepakat membentuk regu perempuan bersama untuk berlaga dalam cabang olahraga hoki es.

Kesepakatan itu diumumkan setelah delegasi perdamaian Korut dan Korsel bertemu di Rumah Perdamaian di kawasan demiliterisasi—perbatasan dua Korea—Rabu (17/1).

Bergabungnya kontingen dua Korea di bawah Bendera Persatuan tersebut adalah kali pertama dalam beberapa dekade terakhir.

Sementara regu gabungan hoki es itu adalah yang pertama dilakukan dalam sejarah keikutsertaan mereka dalam agenda olimpiade.

Komite Internasional Olimpiade Musim Dingin Pyongchang—yang dipegang oleh Swiss—menyetujui penggabungan kontingen dua Korea dalam seremoni. Mereka juga menyambut baik pembentukan regu putri hoki es kedua Korea.

Baca Juga: Kabar Ayu Ting Ting Menikah, Raffi Ahmad Tak Mau Beri Doa

Untuk diketahui, sejak akhir tahun 2017, situasi politik militer di semenanjung Korea kembali memanas. Itu setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam melancarkan perang agresi ke Korut.

Trump mengklaim, perang itu untuk mengakhiri proyek pengembangan senjata nuklir Korut. Namun, pemimpin besar Korut Kim Jong Un menilai provokasi perang Trump tersebut adalah bentuk nyata penjajahan kaum imperialis yang tengah dilanda krisis ekonomi dan hegemoni.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI