Pria kelahiran Kediri 8 Juli 1957 itu mengakui memang sudah beberapa kali berkomunikasi secara langsung dengan presiden, sebelumnya.
"Kalau komunikasi dengan Presiden kebetulan beberapa kali berkomunikasi. Tetapi kan kalau tentara itu mengenal istilah lima menit terakhir. Jadi situasi lima menit terakhir itu yang menentukan," tuturnya.
Moeldoko juga menyatakan sudah berkoordinasi dengan Teten Masduki, termasuk untuk upaya konsolidasi organisasi sekaligus akselerasinya.
"Kenapa harus dikonsolidasikan? Karena saya harus memahami dulu berbagai persoalan, selanjutnya kami harus segera akselerasi karena dituntut oleh waktu," ucapnya.
Baca Juga: Laff Festival Hadirkan 11 Musisi Lokal dan Internasional
Moeldoko akan melihat efektivitas sebuah organisasi sehingga tidak serta merta akan mengganti deputi-deputi yang ada di KSP.
Rombak Kabinet
Selain Moeldoko, sang presiden melantik Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Idrus Marham sebagai Menteri Sosial.
Idrus menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang sudah berpamitan kepada Jokowi, guna menjadi peserta Pilkada Jawa Timur.
Menemani Moeldoko yang berasal dari unsur TNI, Letnan Jenderal purnawirawan Agum Gumelar dilantik menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden. Agum dilantik menggantikan Kiai Haji Hasyim Muzadi yang wafat.
Baca Juga: Ini Penyebab Naiknya Harga Beras Versi KPPU
Pada acara yang sama, Jokowi juga mengangkat Marsekal Madya Yuyu Sutrisna sebagai Kepala Staf Angkatan Udara. Ia menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang kekinian menjadi Panglima TNI.