Ketua DPP Gerindra Haposan Paulus Batubara menegaskan tidak pernah meminta uang mahar kepada La Nyalla Mattalitti sebagai syarat untuk didukung maju sebagai calon gubernur di pilkada Jawa Timur. Partainya hanya menanyakan kepada La Nyalla mengenai kesiapan dananya untuk pembiayaan saksi.
"Tidak ada minta mahar itu. Tapi cuma ditanya kesiapan dananya untuk maju, karena dia harus membiayai saksi dan itu wajar," kata Haposan ditemui di kantor Vox Point Indonesia, Jalan Pasar Baru Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (16/1/2017).
Dia mempersilahkan semua pihak untuk mengonfirmasi langsung kepada Gubernur yang diusung Gerindra ketika Pilkada dahulu. Salah satunya adalah Jokowi-Ahok yang diusung Gerindra pada Pilkada DKI 2012 lalu.
"Tanya sama Jokowi-Ahok waktu Pilkada DKI 2012 dimintai mahar nggak, Ridwan Kamil dulu dimintai mahar nggak, Anies dimintai mahar nggak, Deddy Mizwar dimintai mahar nggak. begitu saja," ujar dia.
Menurut dia, pengakuan La Nyala dimintai mahar Prabowo untuk maju pilkada Jatim sengaja untuk menyerang dan menjatuhkan citra partai Gerindra. Ia merasa partainya selalu dikambing hitamkan oleh partai politik pengusung dan pendukung utama penguasa.
"Sekarang ini lagi banyak kampanye hitam, pak Prabowo dan Gerindra disudutkan. Kami disudutkan kiri kanan, ini nggak sampai dalam waktu satu bulan saja soal mundurnya Azwar Anas (cawagub Jatim dari PDIP) dibilang Gerindra. Soal rumah tangga seseorang (rusak) dibilang Gerindra, kemudian soal La Nyalla," kata dia.
Dia mengaku sebetulnya tidak mau menanggapi pernyataan La Nyalla soal uang mahar yang diminta Prabowo. Namun isu menjadi 'seksi' di publik dan ramai.
"La Nyalla itu sebenarnya kan bermasalah dengan dirinya sendiri kan, dia ada kasus pidana, lalu menang praperadilan. Kami nggak tahu apakah dananya dipakai ke situ apa nggak. Yang paling jelas pak Prabowo mencoba (ingin dukung La Nyalla), karena dia meyakinkan telah mendapatkan dukungan NU dan Pak Sukarwo. Ternyata pak Sukarwo mendukung Khofifah, jadi jangan dia tidak didukung orang lain, cari kambing hitam kami yang disalahin," kata dia.
"Kalau kami santai saja menanggapinya, nggak terlalu masalah itu. Nggak perlu diambil pusing."
Isu politik uang mengemuka setelah La Nyalla mengaku dimintai uang Rp40 miliar oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Suara.com - Menurut La Nyalla uang itu sebagai kompensasi agar mendapat rekomendasi maju menjadi calon gubernur Jawa Timur. Tetapi akhirnya, mantan ketua umum PSSI itu gagal maju lantaran tidak memenuhi permintaan Prabowo.