Senin pagi, rombongan mahasiswi Universitas Bina Darma Palembang jurusan Akuntansi berada di Bursa Efek Indonesia. Mereka sedang melaksanakan tugas perkuliahan.
Mereka berjalan pelan-pelan di selasar lantai satu, tower dua. Para mahasiswi mengamati gedung yang menjadi simbol investasi negeri ini.
"Itu aku lagi jalan di atas situ (selasar) sama teman-teman," kata mahasiswi bernama Firda di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo, Tanah Abang, Jakarta Pusat, hari ini.
"Itu kami mau ke arah bursa efek, tapi malah ke tempat kayak bank - bank semua."
Tiba-tiba. Semua mahasiswi jatuh.
"Aku ingetnya ada bunyi kayak besi terus langsung rubuh jatuh."
Firda tidak pingsan. Kaki kirinya terjepit puing. Dia mendengarkan teriakan-teriakan minta tolong.
"Aku shock banget karena kaki kiri aku sempat ke jepit runtuhan," kata Firda.
Firda berusaha bangkit. Dia berhasil keluar dari runtuhan. Dia baru sadar, tangan kirinya patah.
"Aku langsung lari keluar gedung," ujar Firda.
Firda melihat teman-temannya juga berhasil keluar dari reruntuhan, seperti dirinya.
Salah satu teman Firda bernama Sandra Revita Yolanda (20).
"Nggak ada yang pingsan. Tapi banyak yang tertimpa runtuhan," kata Sandra yang juga dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo.
"Itu aku lihat ada teman bahunya terjepit runtuhan bangunan. Kalau aku kaki kiri patah. Sampai sekarang belum bisa gerak."
Sandra masih teringat banyak darah di lantai. Dia juga ingat sebagian korban berdarah-darah sambil lari ke luar dari gedung.
"Ada yang sambil lari megang kepalanya itu ada darahnya. Sama suara teriak minta tolong. Itu aja yang saya tahu. Semua selamatin diri masing masing keluar gedung pokoknya."
BEI merupakan tempat pertama dikunjungi mahasiswi. Setelah ini, rencananya ke Bali, Lombok, dan Lampung.
"Ini kegiatan satu minggu tadinya. Ya ternyata kami kena musibah," ujar Sandra.
Mereka berjalan pelan-pelan di selasar lantai satu, tower dua. Para mahasiswi mengamati gedung yang menjadi simbol investasi negeri ini.
"Itu aku lagi jalan di atas situ (selasar) sama teman-teman," kata mahasiswi bernama Firda di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo, Tanah Abang, Jakarta Pusat, hari ini.
"Itu kami mau ke arah bursa efek, tapi malah ke tempat kayak bank - bank semua."
Tiba-tiba. Semua mahasiswi jatuh.
"Aku ingetnya ada bunyi kayak besi terus langsung rubuh jatuh."
Firda tidak pingsan. Kaki kirinya terjepit puing. Dia mendengarkan teriakan-teriakan minta tolong.
"Aku shock banget karena kaki kiri aku sempat ke jepit runtuhan," kata Firda.
Firda berusaha bangkit. Dia berhasil keluar dari runtuhan. Dia baru sadar, tangan kirinya patah.
"Aku langsung lari keluar gedung," ujar Firda.
Firda melihat teman-temannya juga berhasil keluar dari reruntuhan, seperti dirinya.
Salah satu teman Firda bernama Sandra Revita Yolanda (20).
"Nggak ada yang pingsan. Tapi banyak yang tertimpa runtuhan," kata Sandra yang juga dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo.
"Itu aku lihat ada teman bahunya terjepit runtuhan bangunan. Kalau aku kaki kiri patah. Sampai sekarang belum bisa gerak."
Sandra masih teringat banyak darah di lantai. Dia juga ingat sebagian korban berdarah-darah sambil lari ke luar dari gedung.
"Ada yang sambil lari megang kepalanya itu ada darahnya. Sama suara teriak minta tolong. Itu aja yang saya tahu. Semua selamatin diri masing masing keluar gedung pokoknya."
BEI merupakan tempat pertama dikunjungi mahasiswi. Setelah ini, rencananya ke Bali, Lombok, dan Lampung.
"Ini kegiatan satu minggu tadinya. Ya ternyata kami kena musibah," ujar Sandra.
Dipulangkan
Sepuluh korban yang dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo akan dipulangkan pada Rabu (16/1/2018).
"Berobat jalan atau istilahnya pulang itu, rawat jalan di Palembang akan dilanjutkan di rumah sakit setempat atau fasilitas kesehatan setempat," kata Wakil Kepala Medis Rumah Sakit Angkatan Laut Mitohardjo Kolonel Laut Dokter Eko budi Prasetyo.
Lima pasien masih mendapatkan perawatan, tiga di antaranya baru menjalani operasi. Dua pasien dicek menjelang
operasi.