Dipersulit Liputan, Puluhan Wartawan Banyumas Boikot Menaker

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 16 Januari 2018 | 14:01 WIB
Dipersulit Liputan, Puluhan Wartawan Banyumas Boikot Menaker
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri di Jakarta, Selasa (25/4/2017). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Puluhan wartawan yang bertugas di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memboikot kunjungan kerja Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri di lokasi pembangunan terowongan kereta api Notog karena dipersulit oleh petugas PT PP (Persero) Tbk.

Aksi boikot tersebut berawal dari keributan antara wartawan dan petugas PT PP (Persero) Tbk di titik keluar (outlet) terowongan yang dikerjakan oleh badan usaha milik negara itu, Dusun Gandulekor, Desa Notog, Kecamatan Patikraja, Banyumas, Selasa (16/1/2018).

Saat salah seorang wartawan Media Indonesia, Liliek Dharmawan menanyakan alat pelindung diri (APD) agar bisa masuk ke lokasi proyek, petugas dari bagian "Health, Safety, and Environment (HSE)" itu justru menjawab dengan perkataan yang tidak mengenakkan.

"Salah seorang dari mereka mengatakan,'itu nanti kalau ada sisa karena akan buat rombongan tamu'," kata Liliek.

Baca Juga: Gantikan Setnov, Bambang Soesatyo Diminta Baik ke Wartawan

Terkait dengan hal itu, fotografer Antara, Idhad Zakaria berusaha mencari solusi terbaik agar wartawan yang berjumlah 25 orang bisa mendapatkan APD sehingga bisa masuk ke lokasi proyek untuk meliput kunjungan Menaker saat meninjau proyek terowongan.

Akan tetapi, petugas mengatakan jika hanya 20 orang yang bisa masuk ke dalam terowongan.

Oleh karena jumlah wartawan ada 25 orang, Idhad pun menanyakan jatah APD untuk awak media itu dan petugas mempersilakan untuk menghitungnya.

Saat Idhad menyampaikan jika ada 10 wartawan yang butuh visual untuk foto maupun televisi, justru dijawab tidak bisa oleh petugas.

"Saya pun kembali tanya, kalau 10 tidak bisa, lalu bolehnya berapa orang, eh dia malah bilang 'itu terserah anda'. Saya ulangi pertanyaan itu hingga lima kali, namun dia justru membentak sambil mengatakan 'saya sudah biasa menghadapi wartawan ini'," katanya.

Baca Juga: Mengaku Wartawan, BD Gunakan 'Lencana' Polri

Setelah mendengar perkataan tersebut, seluruh wartawan akhirnya memutuskan untuk tidak meliput kunjungan kerja Menaker dan kembali ke Purwokerto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI