Suara.com - Kebakaran di Museum Bahasri, Jakarta Utara, mengakibatkan sejumlah koleksi rusak karena dilalap si jago merah. Kepala UPT Museum Bahasri Husnizon Nizar menerangkan, koleksi sejarah yang terbakar merupakan alat-alat navigasi laut.
"Seperti mercusuar, rambu-rambu laut, dan juga alat-alat lainnya berkaitan dengan transportasi laut," ujar Nizar di lokasi kebakaran, Jalan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (16/1/2018).
Selain itu di lantai dua gedung C yang terbakar juga merupakan tempat pameran perang di Laut Jawa.
Lelaki yang akrab disapa Sonni ini menjelaskan Museum Bahari bekerja sama dengan keduataan Amerika, kedutaan Inggris, keduaan Australia, dan Belanda.
Baca Juga: Anies Sebut Kerugian Kebakaran Museum Bahari Tak Ternilai
"Di mana koleksinya itu adalah benda-benda yang disumbangkan oleh kedutaan yang bekerja sama dengan Museum Bahari," katanya.
Selain gedung C, sebagian bangunan di gedung A juga terbakar. Ia menerangkan di lantai dasar tempat menyimpan koleksi-koleksi dari agkatan laut Indonesia.
"Kemudian di lantai satu adalah ruangan biorama tokoh-tokoh laut internasional," kata Sonni.
Sonni belum tahu percis awal mula darimana api muncul. Kata dia, saat petugas ingin mengecek sumber kebakaran, kepulan asap sudah banyak.
"Anak-anak cleaning service yang bertugas di situ sudah berusaha memadamkan api, tapi krena asap makin tebal kita tidak sanggup memadamkannya," katanya.
Baca Juga: Anies Beberkan Kenapa Sulit Padamkan Kebakaran Museum Bahari
Saat ditanya soal kondisi kabel-kabel listrik di sana, Sonni mengatakan sudah beberapa kali terjadi korsleting.
"Terutama lampu yang konslet. Makanya pada tahun 2018 kita anggrakan untuk perbaikan, penggantian instalasi listrik untuk Museum Bahari," katanya.