"Bagaimana kalau seorang kandidat itu dibiayai oleh seorang cukong di belakangnya. Akhirnya kan selama mempimpin 5 tahun dia berhutang pribadi sama cukong itu," ujar Fahri.
Fahri mengatakan mustahil Partai Politik tidak meminta mahar politik kepada kandidat yang akan diusung.
"Kalau ada partai mengatakan kami nggak memerlukan mahar, itu tentu mustahil sebetulnya. Kecuali partai punya orang kaya yang dia mampu membiayai. Tapi kan jelek juga. Kan itu biaya pribadi dari pimpinan partai untuk membiayai kandidat. Akhirnya memang hutang budi kepada partai," kata Fahri.
Namun demikian, jika biaya politik ditanggung orang-orang tertentu di partai, maka partainya juga turut tersandera. Akan terjadi privatisasi partai oleh orang-orang kaya yang ada di internal partai tersebut.
"Tetapi partai kan juga jadi privat. Menjadi institusi privat. Padahal partai harusnya diseret ke ruang publik. Menjadi institusi publik. Ini yang berbahaya," kata Fahri.