Korut: Buku 'Fire and Fury' Sinyal Kematian Rezim Donald Trump

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 14 Januari 2018 | 13:20 WIB
Korut: Buku 'Fire and Fury' Sinyal Kematian Rezim Donald Trump
Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un tengah membaca buku "Fire and Fury" yang menceritakan sifat-sifat buruk Donald Trump.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Republik Demokrasi Rakyat Korea (Utara) menilai politik Presiden Amerika Serikat Donald Trump sedang menuju ke "kematian".

Editorial media massa Korut, Rodong Sinmun, yang dikutip Independent, Jumat (12/1/2018), menyebut "kematian politik" Trump itu ditandai oleh beredarnya buku kontroversial "Fire and Fury: Inside the Trump White House".

"Beredarnya buku itu menunjukkan sinyalemen 'kematian politik' Trump. Buku itu menunjukkan terdapat sentimen anti-Trump mulai dari internal pemeritahannya sendiri, warga AS, dan masyarakat dunia," tulis Rodong Sinmun.

Baca Juga: Aldi Taher Sudah Seminggu Resmi Cerai dari Georgia Aisyah

Melalui buku tersebut, kata mereka, seluruh dunia tengah menertawakan kebijakan-kebijakan rasialis, diskriminatif, hasutan perang Trump. Termasuk langgam kepemimpinan Trump di Gedung Putih sendiri.

Buku yang berisi pengakuan orang-orang terdekat Trump tersebut, kekinian tengah populer secara global.

Merujuk data NPD BookScan, buku itu sendiri telah terjual sebanyak 29.000 eksemplar hanya dalam waktu 24 jam sejak  diterbitkan.

Sementara buku itu dalam format digital atau electronic book telah dibeli sebanyak 250.000 eksemplar. Sementara buku tersebut dalam bentuk suara sudah dibeli 100.000 orang, menurut survei Macmillan, perusahaan induk penerbit buku tersebut, Henry Holt and Co.

Karena dicari banyak orang, penerbit tengah mencetak 150.000 eksemplar edisi kedua buku tersebut.

Baca Juga: Pentagon Akui Salah Beri Peringatan Serangan Rudal ke Hawaii

Dalam buku itu, diceritakan sejumlah tuduhan Trump yang bersifat cabul. Termasuk klaim bahwa Trump sebenarnya tak berharap memenangkan kursi kepresidenan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI