"Pernyataan presiden Amerika tersebut kasar, memecah-belah, elitis, dan melayang di depan muka nilai-nilai bangsa kita," kata perempuan anggota parlemen itu.
"Prilaku ini tak bisa diterima dari pemimpin bangsa kita. Presiden harus meminta ma'af kepada negara dan rakyat Amerika ia ingin fitnah," katanya.
Ileana Ros-Lentinen, anggota parlemen dari Republik dari Florida, menulis di akun Twitter bahwa pernyataan Trump, jika benar, mengabaikan sumbangan yang telah diberikan oleh ribuan orang Haiti buar negara dan masyarakat #FloridaSelatan.
"Bahasa seperti itu tak boleh didengar di ruang ganti sekalipun dan itu tak boleh didengar di Gedung Putih," kata perempuan anggota parlemen tersebut.
Baca Juga: Dubes AS Ini Lambaikan Bendera Putih pada Hadapi Trump
"Sebagai warga negara Amerika, saya malu dengan presiden," kata Wakil Demokrat Luis Gutierres.
"Pernyataannya mengecewakan, tak bisa dipercaya, tapi tidak mengejutkan," tambah Gutierres, yang mengutip kontroversi yang sering muncul gara-gara komentar rasis Trump sejak kampanye presiden AS 2016.
Duta Besar Haiti untuk AS Paul G. Altidor secara resmi telah meminta pemerintah Trump menjelaskan pernyataan itu. Ia mengatakan pernyataan tersebut, yang dikeluarkan sehari sebelum peringatan keselapan gempa bumi 2010 di Haiti sehingga menewaskan lebih dari 200.000 orang dilandasi oleh pernyataan lama dan berprasangka ketimbang tindakan nyata.
Duta besar tersebut mengatakan ia tak percaya pernyataan Trump mencerminkan pandangan masyarakat umum Amerika dan ia telah dibombardir oleh surel dari masyarakat Amerika yang meminta ma'af" atas pernyataan preisden mereka yang disayangkan.
Sementara itu, Uni Afrika mengatakan organisasi regional itu "terkejut" dengan pernyataan Trump.
Baca Juga: Trump Diduga Sebut Imigran Asal El Salvador dengan Kata Kasar
Kantor Komisaris Tinggi PBB urusan Hak Asasi Manusia (UHCHR), yang berpusat di Jenewa, pada Jumat menggambarkan pernyataan Trump sebagai mengejutkan, memalukan dan rasis.