Rayakan Natal, Panglima TNI: Terorisme dan Hoaks Harus Diberantas

Jum'at, 12 Januari 2018 | 11:54 WIB
Rayakan Natal, Panglima TNI: Terorisme dan Hoaks Harus Diberantas
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menghadiri perayaan Natal bersama keluarga besar TNI wilayah Gartaf 1/ Jakarta tahun 2017 di GOR A. Yani, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (12/1/2018). [Suara.com/Dwi Bowo Rahardjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menghadiri perayaan Natal bersama keluarga besar TNI wilayah Gartaf 1/ Jakarta tahun 2017 di GOR A. Yani, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (12/1/2018).

Tema Natal kali ini adalah: Dengan Selamat Natal 2017, Kita Tingkatkan Kualitas Iman Prajurit dan ASN TNI, Guna Mewujudkan TNI yang Profesional dan Dicintai Rakyat.

"Natal adalah peristiwa kelahiran Yesus Kristus, membawa kedamaian dan keselamatan pada umat manusia," ujar Hadi saat menyampaikan kata sambutan.

Baca Juga: Menikah Lagi, Kirana Larasati Tetapkan Dua Syarat

Dalam suasana Natal ini, Hadi mengajak prajurit dan keluarga besar TNI untuk melakukan renungan dan refleksi diri. Ia menyebut bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan majemuk, serta serat dengan perbedaan.

"Tapi jika kita lalai dan kurang rajin memelihara harmoni dan toleransi, maka akan terjadi benturan bahkan konflik yang selalu berdampak kerugian dan penderitan," tuturnya.

"Oleh karena itu, melalui pesan Natal ini saya mengajak umat Kristiani untuk semakin bijak, terus memelihara dan memperkuat harmoni kerukunan dan toleransi sebagi bangsa," Hadi menambahkan.

Hadi mengingatkan seiring berjalan modernisasi, liberalisasi kehidupan manusia dapat berdamapak negatif atas kehidupan masyarakat Indonesia.

Salah satu dampaknya, kata dia, bangsa Indonesia masih banyak menghadapi permasalahan, bahkan ancaman serius datang dari dalam atau dari luar negeri.

Baca Juga: Honda CBR250RR Belum Bisa Salip Penjualan Kawasaki Ninja di 2017

"Antara lain munculnya tatanan baru, cyber, peristiwa dalam bentuk kejahatan terorisme, dan narkoba. Yang tidak kalah menghawatirkan adalah selebaran media sosial yang mampu membuat instabilitas keresahan masyarakat, mobilisasi massa atau konflik dari informasi kurang jelas atau hoaks," jelas Hadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI