Keponakan Mega Jadi Cawagub, Demokrat: Itu Bukan Politik Dinasti

Kamis, 11 Januari 2018 | 13:59 WIB
Keponakan Mega Jadi Cawagub, Demokrat: Itu Bukan Politik Dinasti
Puti Guntur Soekarno [Handita Fajaresta]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Setelah Abdullah Azwar Anas mundur pada detik-detik terakhir, PDI Perjuangan menggantinya dengan Puti Guntur Soekarno menjadi calon wakil gubernur Jawa Timur mendampingi Saifullah Yusuf. Meski Puti memiliki hubungan sedarah dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Partai Demokrat tak ingin melihat itu sebagai dinasti politik.

"Yang jelas semua kita kembalikan kepada diri pribadi, toh akhirnya juga yang memilih adalah masyarakat," kata Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto di DPR, Jakarta, Kamis (11/1/2018).

Puti Guntur merupakan anggota DPR periode 2009–2014 dan 2014−2019. Dia cucu Presiden pertama RI Soekarno dari anak pertamanya, Guntur Soekarno.

Agus meyakini PDI Perjuangan memilih Puti Guntur dengan pertimbangan kualitas, bukan karena keponakan Megawati.

"Dinasti politik itu, apabila orang itu tidak memiliki kemampuan tetapi dipaksakan. Ini kan semuanya dipandang oleh Fraksi PDIP bahwa Ibu Puti Guntur itu mampu," ujar Agus.

Agus mengimbau publik tidak alergi dengan kandidat yang memiliki kedekatan dengan tokoh politik. Agus mengatakan yang menentukan pilihan tetaplah rakyat.

"Kita tidak boleh alergi kepada seseorang yang mempunyai hubungan kedekatan, hubungan hal yang lain dengan pejabat-pejabat yang dulu, dengan presiden yang dulu," tutur Agus.

Pilkada Jawa Timur diikuti dua pasangan calon. Saifullah Yusuf - Puti Guntur Soekarno didukung PDI Perjuangan, PKB, PKS, dan Gerindra. Kemudian pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak diusung Partai Golkar, Demokrat, Nasdem, Hanura, PPP, PAN, dan PKPI.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI