Hampir 100 Tahun Menunggu, Warga Kampung Ini Kini Punya Jembatan

Siswanto Suara.Com
Kamis, 11 Januari 2018 | 13:35 WIB
Hampir 100 Tahun Menunggu, Warga Kampung Ini Kini Punya Jembatan
Jembatan Desa Jagabita, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor [dok. PPPA Daarul Qur’an]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sudah hampir 100 tahun warga Desa Jagabita, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menanti jembatan tua itu dibangun menjadi lebih kokoh.

Jembatan yang melintang di atas Sungai Cimanceuri terbuat dari bambu seadanya. Yang bisa melewatinya hanya pejalan kaki dan sepeda motor. Itu pun harus bergantian agar muat. Kalau tak hati-hati, pejalan kaki bisa tercebur ke sungai.

Jembatan Cimanceuri merupakan satu-satunya akses utama untuk ke luar dan masuk kampung.

Setiap tahun mereka harus membangun kembali jembatan dengan patungan seikhlasnya lantaran sampai saat ini belum ada sama sekali bantuan dari pemerintah.

Jembatan Desa Jagabita, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor [dok. PPPA Daarul Qur’an]

Jika musim hujan tiba, warga kesulitan melewati jembatan. Jalan kampung yang masih tanah merah, membuat jembatan yang dibangun dengan bambu licin untuk dilalui. Akses pendidikan, ekonomi dan aktivitas masyarakat Jagabita pun terhambat selama musim penghujan tiba, sebab air sungai meluap melahap jembatan bambu mereka.

Upah yang tak seberapa membuat mereka tak mampu membangun jembatan dengan beton-beton yang kuat. “Ada sekitar 270 KK di sini. Kebanyakan memang lulusan SD saja, hanya jadi petani, buruh ya kerjanya serabutan saja,” ujar Ketua RT 3, Yadi Setiadi.

Setelah sekian lama, harapan warga terkabul. Lembaga Program Pembibitan Penghafal Al-Qur’an Daarul Qur’an bekerjasama dengan pendonor mulai membangun jembatan pada Agustus 2017. Saat ini, kondisinya sudah seratus persen dapat digunakan warga setempat.

Jembatan Desa Jagabita, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor [dok. PPPA Daarul Qur’an]

Jembatan reot itu sudah berubah menjadi beton. LPPPA akan meresmikannya pada hari Minggu, 14 Januari 2018. Peresmian direncanakan dihadiri para pegiat media sosial, donatur, rekan media dan pimpinan Paytren sebagai mitra donor dalam pembangunan jembatan kehidupan bagi desa Jagabita.

“Melalui program Jembatan Kehidupan, PPPA berupaya membantu kesulitan masyarakat yang daerahnya belum tersentuh tangan-tangan pemerintah, wilayah terisolir dan mengalami ketimpangan ekonomi, sosial serta pendidikan, sehingga desa tersebut tumbuh mandiri,” kata Direktur Eksekutif PPPA Daarul Qur’an Tarmizi As Sidiq.

Program Jembatan Kehidupan juga tak lepas dari tema besar “Membangun Indonesia dan Dunia dengan Alqur’an.” Usai jembatan dibangun, PPPA Daarul Qur'an akan menata dakwah masyarakat setempat dengan nilai-nilai Qur’an dengan mendirikan Kampung Qur’an atau Rumah Tahfizh. Dakwah menjadi sangat penting dan pokok agar masyarakat dan anak-anak tumbuh menjadi religius dan berakhlak mulia.

Warga yang telah menanti selama 100 tahun untuk memiliki jembatan kokoh sudah tak sabar menggunakan jembatan baru.

Rasa khawatir bila musim penghujan tiba pun sirna, sebab jembatan mereka kini benar-benar kokoh, bambu-bambu tua telah berganti tiang-tiang beton. Selama proses pembangunan, warga pun terlibat secara langsung.

“Kearifan lokal yang dibangun oleh PPPA Daarul Qur’an bertujuan agar warga turut menjaga keberadaan dan kelestarian jembatan baru ini,” ujar Tarmiji.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI