Suara.com - Bank Rakyat Indonesia menyangkal ada tekanan kerja yang diduga memicu seorang pegawainya bernama Meritha Vridawati, nekat mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Corporate Secretary BRI Hari Siaga Amijarso menegaskan, bidang pekerjaan yang ditekuni Meritha di Divisi Kepatuan BRI tak tergolong berat.
"Tidak, saya kira gini ya. Semua perusahaan kan memiliki standar kerja. Nah, untuk divisi di mana almarhumah ada di sana, tidak ada beban-beban yang berat. Karena lebih kepada pekerjaan support (pendukung) ya," kata Hari kepada Suara.com, Selasa (9/1/2018).
Baca Juga: Indonesia Bantu Palestina Ubah Air Laut Jadi Layak Minum
Menurutnya, pekerjaan Meritha di divisi tersebut juga dilakukan tanpa ada target-target tertentu.
"Secara umum sebetulnya, relatif biasalah. Tak ada beban, karena kalau bicara beban tentu ke teman-teman bisnis ya yang memiliki target angka. Kan begitu," kata Hari.
Namun, Hari mengakui tak hafal ketika disinggung lama waktu Meritha tercatat sebagai karyawan BRI. Dia hanya memastikan Meritha sudah diangkat sebagai karyawan tetap.
"Waduh aku kurang tahu persis ya itu berapa lama. Sudah (diangkat sebagai karyawan tetap)," tukasnya.
Terkait meninggalnya Meritha, BRI akan memberikan santunan kepada keluarga almarhumah.
Baca Juga: Ini 4 Hal yang Wajib Diketahui Sebelum Memasang Penangkal Petir
"Kalau pekerja tetap itu pasti ada. Tapi soal mekanismenya (santunan kematian) saya tak hafal persis," jelasnya.
Meritha nekat bunuh diri dengan terjun dari lantai 10 Apartemen Cosmo Park, Jalan Bolevard Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (8/1/2018) pagi.
Berdasarkan hasil keterangan suami Meritha, Faisal Rangga Buana (29), istrinya kerap bercerita soal masalah pekerjaan. Bahkan, Faisal mengakui Meritha ingin berhenti kerja karena sudah merasa tidak nyaman.
"Intinya dia pengin resign. Mau ke luar dari pekerjaannya. Mungkin dia di pekerjaannya merasa tidak nyaman. Penyebabnya tidak tahu kenapa ingin resign, tapi korban sering curhat ke suaminya, kalau dia tidak betah," kata Kapolsek Metro Tanah Abang Ajun Komisaris Besar Lukman Cahyono kepada Suara.com, Senin.
Selain masalah pekerjaan, kata Lukman, istrinya selalu mengkhawatirkan kondisi anaknya yang berusia 9 bulan karena sering sakit-sakitan.
"Istrinya ini emang orangnya khawatiran. Anaknya kan sakit juga. Masih umur sembilan bulan," terangnya.
Berdasarkan hasil penyelidikan kasus ini, polisi menyimpulkan penyebab Meritha bunuh diri karena tidak kuat menanggung masalah yang dihadapi.
"Belum ada indikasi korban meninggal karena dibunuh. Lebih karena si korban menanggung beban, yang dirasa dia berat. Ya mungkin solusi menurut dia, bunuh diri," tandasnya.