Cerita Penyamaran Polisi Bocor ke Bandar, Fatal Akibatnya

Minggu, 07 Januari 2018 | 15:49 WIB
Cerita Penyamaran Polisi Bocor ke Bandar, Fatal Akibatnya
Jasad Ahmad Sopian (33) kini membujur kaku di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (7/1/2018). [suara.com/Agung Sandy Lesmana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyamaran Brigadir Rizal Taufik di rumah suami istri bandar narkoba, Ahmad Sopian (33) dan Siti Aisyah (33), terbongkar pada Jumat (5/1/2018), malam. Ahmad dan Siti merupakan target polisi dalam kasus peredaran narkotika.

Terbongkarnya penyamaran Rizal, berakibat fatal.

Bagaimana ceritanya?

"Ada perubahan rencana yang tiba-tiba," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Hengki Haryadi di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (7/1/2018).

"Seharusnya transaksi di tempat (transaksi perlintasan kereta Kampung Janis), ternyata setelah menerima uang, (Brigadir Rizal) dibawa ke dalam (rumah pelaku)."

Rizal dan istrinya tinggal di Kampung Janis, Jalan Bandengan Selatan, Penjaringan, Jakarta Utara.

Sesampai di dalam rumah itu, Ahmad menghantamkan balok kayu ke kepala Rizal bagian belakang. Rizal tersungkur. Balok keras kembali dihantamkan ke kepala polisi itu sebanyak dua kali.

Sambil memukul, Ahmad mengumpat anggota Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat.

Anggota polisi lain yang tengah mengintai pada waktu itu tidak menyadari apa yang sedang dialami Rizal di dalam rumah. Mereka baru sadar setelah mendengar letusan senjata api dari dalam rumah.

Belakangan diketahui, Rizal menembak karena melihat Ahmad dan Siti melarikan diri. Siti kabur dan bersembunyi di Desa Sindang Sono, Sindang Jaya, Tangerang, Banten.

Keesokan harinya, Sabtu (6/1/2018), malam, polisi menangkap mereka. Mereka diinterogasi. Kemudian diajak ke rumah di Kampung Janis untuk menunjukkan barang bukti.

"Setelah itu, kami bagi tim berdasarkan pengalaman yang pertama pelaku kita bawa ke TKP. Kita bagi tim kurang lebih 10 orang," kata dia.

Pada waktu Ahmad dan istri berada di dalam rumah, sekeliling rumah dijaga ketat.

"Petugas melingkari rumahnya untuk mengantisipasi yang bersangkutan melarikan diri dan tiga orang masuk dalam rumah," kata Hengki.

Pasangan suami istri itu menunjukkan barang bukti di dapur. Benar. Di sana di temukan tiga paket sabu.

Tapi di luar dugaan, Ahmad meraih pisau dan hendak menyerang salah satu petugas. Polisi yang sudah siaga langsung menembak dada residivis itu.

"Memang dasarnya yang bersangkutan ini selalu melawan petugas dan terkenal. Dia melawan lagi padahal di luar ada anggota, melawan sehingga kita beri tindakan tegas," kata dia.

Selain menemukan tiga paket sabu, polisi juga menyita sejumlah alat bukti lainnya, seperti balok yang digunakan untuk menganiaya Rizal.

Kembali ke kenapa penyamaran Rizal sampai bocor, Hengki mengakui teknik ini memiliki kelemahan.

"Memang kelemahan teknik ini terkadang polisi yang menyamar itu sendirian, ada jarak dengan rekan-rekan yang lain," kata dia.

Hengki tidak menjelaskan lebih jauh mengenai kenapa bisa bocor.

"Saat terjadi transaksi ternyata informasi ini bocor sehingga mendapat perlawanan dari pelaku."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI