Keesokan harinya, Sabtu (6/1/2018), malam, polisi menangkap mereka. Mereka diinterogasi. Kemudian diajak ke rumah di Kampung Janis untuk menunjukkan barang bukti.
"Setelah itu, kami bagi tim berdasarkan pengalaman yang pertama pelaku kita bawa ke TKP. Kita bagi tim kurang lebih 10 orang," kata dia.
Pada waktu Ahmad dan istri berada di dalam rumah, sekeliling rumah dijaga ketat.
"Petugas melingkari rumahnya untuk mengantisipasi yang bersangkutan melarikan diri dan tiga orang masuk dalam rumah," kata Hengki.
Pasangan suami istri itu menunjukkan barang bukti di dapur. Benar. Di sana di temukan tiga paket sabu.
Tapi di luar dugaan, Ahmad meraih pisau dan hendak menyerang salah satu petugas. Polisi yang sudah siaga langsung menembak dada residivis itu.
"Memang dasarnya yang bersangkutan ini selalu melawan petugas dan terkenal. Dia melawan lagi padahal di luar ada anggota, melawan sehingga kita beri tindakan tegas," kata dia.
Selain menemukan tiga paket sabu, polisi juga menyita sejumlah alat bukti lainnya, seperti balok yang digunakan untuk menganiaya Rizal.
Kembali ke kenapa penyamaran Rizal sampai bocor, Hengki mengakui teknik ini memiliki kelemahan.
"Memang kelemahan teknik ini terkadang polisi yang menyamar itu sendirian, ada jarak dengan rekan-rekan yang lain," kata dia.