Suara.com - "Politik itu kejam," tukas Fahri Hamzah, mengomentari gonjang-ganjing pasangan Saifullah Yusuf-Abdullah Azwar Anas, jago PDIP dan PKB untuk Pilkada Jawa Timur.
Sejak Kamis (4/1/2018), PDIP dan PKB gundah gulana menjelang pembukaan pendaftaran calon gubernur dan calon wakil gubernur Jatim.
Sebab, Azwar Anas—kader PDIP sekaligus Bupati Banyuwangi—yang diplot menjadi cawagub Saifullah Yusuf diterpa kabar tak sedap.
Baca Juga: Misteri Raibnya Tali Pocong Hendra, si Penghayat Ilmu Kebatinan
Sejumlah foto seronok laki-laki yang dinilai mirip dirinya beredar luas melalui aplikasi obrolan berbasis ponsel. Seiring itu, Anas dikabarkan mundur sebagai pasangan Gus Ipul.
Satu foto menampilkan seorang laki-laki berkaus biru duduk di dalam mobil. Di bagian perut ke bawahnya, melintang paha mulus diduga seorang perempuan. Sementara di hadapan mereka terdapat sebotol anggur.
Foto lainnya menampilkan laki-laki berkaus putih tanpa celana berada di dalam kamar. Di belakangnya, persisnya di depan cermin, terdapat sebotol anggur yang sama seperti pada foto pertama.
Sedangkan foto lain berlatar ruang kamar yang sama, menampakkan satu laki-laki dan perempuan tengah duduk berpangkuan di kursi untuk bermesraan.
“Mengenai desas-desus itu saya sudah terbiasa. Pembunuhan karakter dan teror kerap saya terima, begitu juga keluarga. Bahkan hal seperti itu sudah ada sejak tahun kedua saya menjabat sebagai Bupati Banyuwangi,” kata Anas dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/1).
Baca Juga: Pindah ke Chelsea, Eks Pemain Everton Pakai Nomor Milik Lampard
Ia mengklaim, pembunuhan karakter dan teror itu ada akibat dirinya mengeluarkan sejumlah kebijakan populis di Banyuwangi.
“Misalnya saja, melarang pasar modern. Memperjuangkan saham bagi rakyat di sektor pertambangan dan banyak lagi,” terangnya.
Tak hanya itu, Anas juga mengklaim dirinya sempat dilaporkan melakukan kriminalisasi terhadap warga karena kebijakan-kebijakannya tersebut.
”Saya juga bahkan dikirimkan bermacam-macam gambar masa lalu untuk mencegah saya mengambil kebijakan-kebijakan tertentu,” tambahnya.
Namun, Anas menilai semua hal tersebut merupakan risiko memimpin dan membangun daerah. Karenanya, ia mengakui kuat menghadapi semua rintangan tersebut.
“Meski ada pembunuhan karakter dan teror, saya toh tetap melanjutkan (sebagai Bupati Banyuwangi) apa yang baik bagi banyak orang. Karena dukungan masyarakat, terbukti kan banyak perubahan di Banyuwangi. Ini saya anggap risiko lah,” tegasnya.
“Apa pun yang datang menghadang untuk kebaikan banyak orang seperti program Rantang Kasih yang memberi makanan bergizi tiap hari ke lansia, program uang saku tiap hari bagi pelajar miskin dan sebagainya, tetap lanjut. Kalau ada yang menyerang terkait momen politik, saya sudah biasa menghadapi,” tegasnya.
Banteng Bertahan
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memastikan, Anas akan tetap diusung partainya sebagai bakal cawagub untuk Gus Ipul.
Hasto meminta publik tak sepihak menilai foto-foto yang beredar tersebut.
"Ya namanya sekiranya (foto) itu benar, apakah kita menghakimi secara sepihak? Apakah kita nggak mendengarkan suara-suara kebenaran. Atau dari yang bersangkutan, yang justru misalnya jadi korban," ujar Hasto di kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.
Hasto tidak menjawab saat ditanya apakah PDIP merasa dirugikan atas peredaran foto-foto syur itu.
"Rugi atau tidaknya rakyat yang menentukan. Rakyat yang melihat mana pemimpin yang sejati, mana pemimpin yang memperjuangkan mereka," tukasnya.
"Buktinya Pak Anas dipilih dengan suara yang mutlak di Kabupaten Banyuwangi, artinya rakyat memberikan apresiasi," Hasto menambahkan.
PDIP, kata Hasto, telah berkomunikasi dengan Anas beberapa hari lalu. Tetapi tak menyinggung polemik Anas yang dikabarkan mau mundur dari posisi cawagub.
"Kami memang berapa hari yang lalu sudah komunikasi dalam rangka konsolidasi. Tidak terkait foto, kami bicara bagaimama masa depan Jawa Timur," katanya.
Ia memastikan Anas tidak akan dipanggil Megawati Soekarnoputri untuk menjelaskan foto-foto tak senonoh itu.
"Nggak ada (pemanggilan), tapi dinamika ini kita cermati terus menerus," katanya.