Suara.com - Berolahraga di pekuburan bukan hal yang lazim, tapi bagi Alimin, itu adalah bagian rutinitasnya sebagai penggali liang lahat di kompleks pemakaman Jalan Taman Abadi RW3 Sawah Besar, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.
Namun, yang tak biasa dari olahraga Alimin pada Jumat, 29 Desember 2017, adalah kabar yang membuatnya panik: makam orang yang baru sehari ia gali dibongkar orang misterius.
Jumat hari itu masih pagi. Seingat Alimin yang sudah mulai menjadi pelupa, jam baru menunjukkan pukul 07.00 WIB, saat itu didatangi tiga orang warga.
Baca Juga: Pindah ke Chelsea, Eks Pemain Everton Pakai Nomor Milik Lampard
"Mana tempat almarhum Hendra dikuburin, pak," kata seorang perempuan, ditirukan Alimin ketika ditemui Suara.com, Jumat (5/1/2017).
"Ada di sebelah situ," jawab Alimin.
Alimin sudah biasa ditanya-tanya peziarah. Setelah menjawab, dia kembali meneruskan aktivitas. Sementara orang-orang yang tak dikenal Alimin itu pergi ke arah yang ditunjuk tadi.
Tapi tak lama kemudian, salah satu tamu kuburan kembali lagi mendatangi Alimin. Sementara dua lainnya masih di kuburan Hendra.
"Kok kuburan Hendra terbongkar,” tanya orang itu kepada Alimin yang sontak kaget.
Baca Juga: Ditemukan! Uang Bank Mandiri Rp5,2 Miliar yang Dirampok Polisi
Alimin lantas berhenti berolahraga dan segera menuju makam Hendra untuk memeriksa, karena ia tak begitu saja percaya.
"Saya langsung lari lihat. Ternyata benar. Kaget saya makam dibongkar," tuturnya.
Benar-benar pemandangan tak lazim. Baru kali ini, Alimin melihat sebuah kuburan terbongkar.
"Papan nisan nggak ada."
"Terus saya turun lihat (jenazah), tali pocongnya juga nggak ada."
Alimin segera memberitahukan kasus ini ke tokoh masyarakat. Lalu, informasinya diteruskan ke kantor polisi.
Warga berduyun-duyun mendatangi makam. Mereka penasaran dengan apa yang telah terjadi. Tak lama kemudian, polisi datang.
"Ini saya nggak nyangka mas. Baru pertama kali ini. Saya sudah dari tahun 1990 jadi penggali kubur. Ini baru saya temuin di sini," ujar Alimin.
Tunawisma
Nama lengkapnya M Hendra Solahi. Dia lahir tahun 1970. Wafat 28 Desember 2017. Hendra seorang tunawisma. Dia sering bantu-bantu membersihkan musala dekat kuburan.
Alimin teringat 27 Desember 2017. Waktu itu, dia bersama dua rekannya menggali liang lahat untuk menguburkan jenazah temannya itu. hari itu tak ada firasat apa-apa. Proses penggalian tanah berlangsung lancar.
"Baik - baik aja. Saya kaget kok bisa kayak gini," kata Alimin.
Sudah beberapa bulan terakhir, Hendra sering tidur di musala dekat kuburan. Pada waktu Suara.com datang ke kuburan, beberapa anak sedang bermain.
"Ya, tempat main kami ini sama teman-teman. Biasa buat main lari-larian di sini (pemakaman)," kata Rifki (14).
Anak-anak itu mengenal Hendra. Di mata mereka, Hendra orang baik. Saking baiknya, mereka tak merasa takut dengan kuburan Hendra.
"Ya, tahu ada kejadian itu bang. Tapi nggak takutlah. Yang meninggal orang baik kok, suka main juga sama anak-anak di sini."
Asbi (14) bilang Hendra setiap sore bermain dengan anak-anak. Anak-anak memanggilnya Bang Capung.
Bang Capung yang dikenal jago menggambar.
"Suka bercanda sama kita di sini. Kan dia baik. Suka gambar di kertas gambar binatang sama Doraemon bagus," ujar Asbi.
Mendiang Hendra pernah mempelajari ilmu kebatinan semasa hidupnya. Hal itu diketahui setelah polisi meminta keterangan keluarga almarhum.
"Almarhum (M Hendra) selama hidupnya pernah berguru menuntut ilmu kebatinan," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tangsel Ajun Komisaris Alexander Yurikho kepada Suara.com melalui keterangan tertulis, Jumat (5/1/2017).
Hendra meninggal dunia karena mengalami sakit. Keluarga kemudian menguburkan jenazah pria lulusan SMA itu di Pemakaman Taman Abadi RT 2, RW 3, Ciputat, Kota Tangerang Selatan pada Kamis (28/12).
Menurut Alexander, sehari kemudian, warga melihat kuburan almarhum telah dibongkar. Saat diperiksa, kondisi tiga buah papan penutup kuburan tersebut telah terbuka.
Kasus langka
Sudah memasuki satu pekan, polisi belum bisa mengungkap kasus pencurian tali pocong dan nisan makam Hendra.
"Penyelidikan masih berjalan," kata Alexander.
Alexander mengatakan kasus tersebut termasuk langka. "Ini baru pertama kali."
Polisi sudah menginterogasi 11 saksi. Tetapi, misteri hilangnya tali pocong dan nisan belum terpecahkan.
"Yang kami periksa warga sekitar makam dan keluarga almarhum," kata Alexander.