Suara.com - Sebanyak 15 orang tewas dalam serangan bunuh diri di Kabul, ibu kota Afghanistan, pada Kamis (4/1/2018).
Selang sehari, Jumat (5/1), gerombolan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim sebagai dalang serangan bunuh diri tersebut.
Sumber yang tidak dapat disebutkan namanya mengatakan kepada Anadolu Agency, bahwa 20 orang juga terluka dalam serangan tersebut.
Insiden itu terjadi di dekat sebuah kendaraan polisi di daerah Banayi di Kabul, kata dia.
Baca Juga: Dibekuk karena Narkoba, Kehidupan Istri Wawali Gorontalo Dikritik
Pelaku penyerangan tersebut meledakan bom yang ada di badannya setelah mendekati kendaraan polisi.
ISIS, melalui laman daring propagandanya, Amaq news agency, mengatakan pembom bunuh diri itu menargetkan polisi dan petugas intelijen.
Juru bicara Menteri Dalam Negeri Afghanistan Najib Danish mengatakan, polisi dan aparat intelijen mereka tengah sibuk beroperasi di daerah tersebut setelah menggerebek perdagang obat bius.
“Korban yang meninggal dunia karena bom bunuh diri itu adalah aparat kepolisian dan warga sipil,” jelasnya.
Baca Juga: ISIS Deklarasikan Perang terhadap Hamas Palestina
Prsiden Mohammad Ashraf Ghani mengecam serangan tersebut. Ia menilai bom bunuh diri itu adalah serangan teroristik yang tak mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan.
Serangan itu terjadi sepekan setelah ISIS mengklaim sebagai dalang bom bunuh diri di pusat kebudayaan di Kabul.
Dalam serangan di pusat kebudayaan yang dibangun melalui bantuan Iran itu, ISIS membunuh 50 warga sipil.
Selain itu, ISIS juga bertanggungjawab atas serangan bunuh diri saat warga sipil menggelar salat di kota Jalalabad yang menewaskan 15 orang.