Suara.com - Tiga pejabat intelijen Iran tewas dalam bentrokan dengan kelompok yang mereka identifikasi sebagai “kontra-revolusioner” (kontrev) di Iran bagian barat, Rabu (3/1/2017).
Bentrokan itu sendiri, seperti dilansir kantor berita Iran Mehr dan dikutip Anadolu Agency, Kamis (4/1), bentrokan itu terjadi di wilayah bagian barat Iran.
Kantor berita itu mengutip sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Garda Pengawal Revolusioner elite Iran, bahwa bentrokan tersebut telah terjadi di kota Piranshahr.
Baca Juga: Penulis Buku Balita Berisi Materi LGBT Minta Maaf
Sejak Kamis (28/12) pekan lalu, ribuan mahasiswa dan warga miskin turun ke jalan menggelar aksi protes karena kondisi peekonomian semakin miskin.
Selain demonstrasi itu, kelompok pendukung Presiden Hasan Rouhani juga mengadakan aksi solidaritas menentang aksi demonstrasi anti-rezim dan peristiwa penghancuran fasilitas umum yang terjadi di Iran belakangan ini.
Aksi rakyat pro-pemerintah ini dilakukan di kota Ahwaz, Abadan, Gorgan, Ilam, Arak, Khorramabad, Kirmanshah, Bushehr.
Mereka membawa slogan-slogan anti-Amerika Serikat (AS) seperti, "AS terlaknat", "Arab Saudi terlaknat", dan "terlaknatlah para penyebar fitnah dan munafik."
Sebelumnya, aksi solidaritas pembela rezim yang sebelumnya direncanakan akan diadakan pada hari Jumat diundur hingga waktu yang belum ditentukan.
Baca Juga: Jelang Putusan Sela, Pengacara Setnov: Kami Duduk Manis Saja
Hingga kekinian, sedikitnya 23 orang tewas dan lebih dari 500 orang ditangkap sejak kericuhan meletus karena aksi protes anti pemerintah di Iran, akhir pekan lalu.