Terungkap! "Ketidakadilan" di Pilkada Jakarta 2017

Dythia Novianty
Terungkap!  "Ketidakadilan" di Pilkada Jakarta 2017
Jumpa pers di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi Nomor 41, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2018) malam. [Suara.com/Dwi Bowo Rahardjo]

Partai Demokrat mengungkap perlakuan tidak adil yang dialami saat Pilkada Jakarta 2017.

"Itu sudah kami laporkan ke penegak hukum, tapi yang sampai saat ini masih belum diproses secara tuntas," kata Hinca.

Ia mengklaim, elektabilitas pasangan Agus dan Sylvi tengah bagus-bagusnya saat itu. Setelah ada serentet kejadian dugaan kriminalisasi itu, Hijca mengatakan, suara pasangan nomor urut satu langsung melorot dan kalah di Pilkada Jakarta putaran pertama.

"Hari itu pasangan Agus-Sylvi menempati survei tertinggi. Tapi kemudian tergerus. Sekalipun demikian Partai Demokrat menganggap ini selesi, dan menganggap DKI Jakarta selesi dengan baik. Dan kita akui pemenangnya," jelas dia.

Tak berhenti sampai disitu, ia juga mengungkap tuduhan yang kembali dialami SBY.

Baca Juga: Biografi Candra Kusuma, Anggota DPRD Bogor yang Viral Gara-gara Skandal Dibocorkan Anak

Saat itu, SBY dituduh menjadi dalang dan penyandang dana aksi 4 November 2016 dan 2 Desember 2016. Aksi yang mengumpulkan ribuan umat islam kala itu untuk memdesak polisi proses hukum Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait kasus penodaan agama.

"Padahal itu faktanya sama sekali nggak ada dan tidak berdasar," kata dia.

Semua rentetan kasus yang dialami Partai Demokrat sudah dimasukkan ke dalam catatan buku putih partai. Catatan tersebut, Hinca menambahkan, akan dibuka ke publik dengan harapan tidak terulang.

"Kami sudah melakukan investigasi dan buku putih itu yang pada waktunya akan kami buka agar gak terulang lagi di masa yang akan datang," katanya.

Baca Juga: Kritik Naturalisasi Timnas Indonesia, Anggota DPR Anita Jacoba Ditindak Partai Demokrat