Terungkap! "Ketidakadilan" di Pilkada Jakarta 2017

Dythia Novianty Suara.Com
Kamis, 04 Januari 2018 | 08:13 WIB
Terungkap!  "Ketidakadilan" di Pilkada Jakarta 2017
Jumpa pers di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi Nomor 41, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2018) malam. [Suara.com/Dwi Bowo Rahardjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai Demokrat mengungkap perlakuan tidak adil yang dialami saat Pilkada Jakarta 2017 lalu. Saat itu, Parpol yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono menjagokan puta sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono dan berpasangan dengan Mantan Deputi Gubernur Bidang Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta, Sylviana Murni.

Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Hinca IP Pandjaitan mengatakan, perlakuan tidak adil pertama ketika suami Sylviana, Gde Sardjana, diperiksa polisi terkait kasus dugaan makar.

Kemudian, saat menjelang Pilkada Jakarta 2017, Sylvi diperiksa Bareskrim Polri terkait kasus dugaan korupsi dana bantuan sosial DKI Jakarta di Kwartir Daerah Pramuka DKI pada 2014-2015.

"Ibu Sylviana Murni diperiksa penyidik bersama suaminya pada saat Pilkada sudah proses. Sampai selesai, yang pada waktu itu terpaksa harus menggerus citra pasangan ini," ujar Hinca di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi Nomor 41, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2018) malam.

Baca Juga: Demokrat Juga Ungkap Tindakan Sewenang-wenang Jelang Pilgub Papua

Dia menyebut, setelah Pilkada Jakarta selesai, Bareskrim Polri tidak memberikan kejelasan terkait kasus hukum tersebut.

"Akhirnya, ujungnya toh nggak diketahui juga perkara ini kapan berakhirnya. Yang kita tahu kapan mulainya," katanya.

Kasus dugaan kriminalitas kedua yang dialami Demokrat ketika kediaman rumah Presiden ke-6 di Kuningan, Jakarta Selatan, digeruduk oleh orang yang melakukan demonstrasi pada Senin (6/2/2017) lalu.

"Waktu itu, kami sudah laporkan (ke polisi) tapi sampai saat ini kami belum dengar hasil akhirnya," kata Hinca.

Ketiga, dia mengatakan, Partai Demokrat difitnah mantan Ketua KPK Antasari Azhar. Menjelang tiga hari waktu pencoblosan Pilkada Jakarta 2017 dimulai, Antasari tiba-tiba muncul dan berbicara mengenai kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen yang membuatnya menjadi terpidana.

Baca Juga: Jaang Dipolisikan Jelang Pilkada Kaltim, Demokrat Merasa Dizalimi

Antasari menyebut, kasus itu merupakan kriminalisasi dan meminta SBY untuk jujur.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI