Temuan Difteri Tambah, Anies: Jangan Panik, Tapi Waspada

Rabu, 03 Januari 2018 | 15:15 WIB
Temuan Difteri Tambah, Anies: Jangan Panik, Tapi Waspada
Gubernur Jakarta Anies Baswedan [suara.com/Bowo Raharjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Sepanjang tahun 2017, jumlah kasus penyakit difteri yang ditemukan di Jakarta mencapai 109 kasus. Gubernur Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan jumlahnya meningkat, sejak 2014.

"Tahun 2014 itu empat kasus, 2015 10 kasus, 2016 17 kasus, dan 2017 melonjak menjadi 109 kasus. Jadi lompatannya cukup tinggi," ujar Anies di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2018).

Tapi Anies meminta masyarakat jangan panik. Pemerintah dan Kementerian Kesehatan tidak tinggal diam. Berbagai upaya pencegahan, di antaranya pemberian outbreak response immunization pada anak usia di bawah 19 tahun, sedang digalakkan. Sejauh ini sudah 622 ribu anak yang diimunisasi. Targetnya 1,2 juta anak.

"Kita akan meneruskan hingga semua yang usia bawah 19 tahun tuntas," kata Anies.

Awalnya, imunisasi fokusnya Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Sekarang diperluas ke semua wilayah di Jakarta. Bahkan sampai Kabupaten Kepulauan Seribu.

"Ini tidak perlu membuat kita panik, tapi cukup menjadi waspada. Kalau di tempat-tempat yang di sana ditemukan kasus difteri maka lingkungan harap merespon dengan cepat," kata Anies.

"Bukan saja cepat untuk menangani orang yang terinfeksi difteri, tetapi karena penularan lewat udara itu bisa berlangsung dengan cepat jadi maka anak kecil maupun orang dewasa harus segera mendatangkan faskes dan mendapatkan pelayanan vaksin sehingga bisa mencegah penularan," Anies menambahkan.
 
Penyerapan anggaran

Penyerapan anggaran Pemerintah Provinsi Jakarta tahun 2017 mencapai 85 persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Serapan tertinggi terjadi pada bulan Desember 2017.

"Penyerapan diatas 81 persen, berarti meningkat dari tahun kemarin, dan ini berkat kerja kolektif antara pemerintah DKI, semua aparat, dan tentunya ada tiga gubernur, atau empat gubernur tahun 2017," ujar Sandiaga di Balai Kota.

Menurut Sandiaga pencapaian tersebut tidak akan bisa diperoleh tanpa peran Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat ketika masih menjabat gubernur dan wakil gubernur, juga Anies Rasyid Baswedan -- gubernur sekarang.

"Dan di tiga bulan terakhir kita genjot penyerapan dan alhamdulillah bisa meningkat dibanding tahun lalu. Mudah-mudahan bisa jadi motivasi untuk 2018 agar lebih baik lagi," kata Sandiaga.

Menurut Sandiaga penyerapan anggaran besar di akhir tahun tidak baik. Ia berencana membentuk tim khusus untuk mengoptimalkan penyerapan anggaran pada APBD DKI Jakarta tahun 2018.

"Tantangannya di 2018 penyerapan harus digenjot dari awal taun. Kita nggak mau diujung meningkatnya. Sehingga di awal taun kita juga bisa lihat mana yang bisa jalan mana yang nggak," katanya.

"Fokus kita tetap di penyerapan lapangan kerja, dimana kita bisa ciptakan iklim kondusif. Tantangan dari bu Sri Mulyani ekonomi Jakarta tumbuh di atas 7 persen itu mungkin impossible. Tapi buat saya itu mungkin ya," Sandiaga menambahkan.

Tim yang akan dibuat pemerintah DKI, kata Sandiaga, akan diambil dari Pegawai Negeri Sipil bidang Bappeda, BKD, dan beberapa SKPD Jakarta.Tim tersebut akan dibentuk minggu ini.

"Kemaren Pak Michael (Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah) bilang sudah ada lelang awal, jadi kita pingin Januari sampai Februari dan Maret, artinya ada penyerapan yang cukup signifikan dari tim itu," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI