Suara.com - Natanael Ompusunggu, staf pribadi mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sempat dituding menyebar informasi bohong alias hoaks oleh sejumlah warganet pada satu pekan terakhir.
Itu lantaran Nael—sapaan akbrab Natanel—mengungkapkan seorang siswi berinisial FM (diinisialkan atas pertimbangan redaksi Suara.com) di SMA Lamongan, Jawa Timur, belum mendapat ijazah kelulusan karena masih memunyai tunggakan pembayaran "uang gedung" Rp2 juta.
Nael dituding sengaja menyebar hoaks karena menyebut FM yang meminta pertolongan Ahok itu adalah siswi SMA Negeri 30 Lamongan, Jatim.
"Catatan akhir tahun untuk Ahok. Ahok yang saya kenal lebih dari 20 tahun lamanya, sampai saat ini masih tidak berubah sedikit pun. Beliau memiliki kasih, hati/melayani dan mau berbagi ke sesama. Ada seorang siswa dari SMAN 30 Lamongan menulis surat ke Ahok sebab keluarganya tidak mampu mengambil ijazahnya, karena masih ada tunggakan sekolah yang belum dilunasi...." tulis Nael di laman Facebook miliknya, 27 Desember 2017.
Baca Juga: Jokowi Lantik Ketua Badan Siber, Wiranto: yang Kita Tunggu Ini
Namun, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman melalui akun Twitter pribadinya, Sabtu (30/12) akhir pekan lalu, menegaskan tidak ada SMAN 30 di Lamongan.
”Mengakhiri penjelasan saya. Saya tegaskan kembali 1. di Jatim tidak ada SMAN 30 Lamongan. 2. Pengambilan ijazah tidak dipungut biaya. 3. Siswa miskin mendapat bantuan Pemprov Jatim. Saya mohon @basuki_btp untuk klarifikasi kebenaran surat itu ke @dindik_jatim @AzzamIzzulhaq,” tulis Saiful, Sabtu pekan lalu.
Sejak saat itu, sejumlah warganet menuding Nael sengaja menyebar hoaks untuk tetap "mengharumkan" nama Ahok.
Selang sehari, Senin (1/1/2018), Saiful melalui Twitternya kembali memberikan klarifikasi bahwa nama siswi yang disebut Nael itu memang tercatat dalam data base Disdik Jatim. Itu setelah mereka menurunkan tim investigasi mengenai kasus itu di Lamongan.
”Dari data base @dindik_jatim membenarkan ada nama siswi Fadila Maretta lulus thn 2017 dari SMAN 3 Lamongan bukan SMAN 30. Saya masih menunggu hasil tim investegasi yang sekarang ada di Lamongan untuk kronologisnya, bagaimana sejatinya peristiwa itu terjadi,” tulisnya.
Baca Juga: Romantis, Paris Hilton Dilamar di Pegunungan Aspen
Berdasarkan hasil investigasi timnya yang dilansir Antara, Selasa (2/1), Saiful mengatakan FM sudah mendapatkan ijazahnya.
"Tidak benar ada panahanan ijazah. Benar ada siswi bernama.. (FM) tercatat sebagai siswa SMAN 3 Lamongan Lulusan Tahun 2017, tapi bukan SMAN 30 Lamongan," kata Saiful.
Ia mengatakan sudah memeriksa langsung ke Lamongan. Berdasarkan keterangan pihak sekolah, ijazah tak diberikan karena FM tak pernah mendatangi sekolah untuk membubuhkan cap tiga jari.
Saiful menuturkan, Wiyono—kepala sekolah FM—mengakui siswinya sempat mendatangi sekolah pada tanggal 28 Desember 2017.
Ia datang bermaksud meminta nomor rekening sekolah yang akan dipakai untuk menerima hadiah lomba menulis puisi Ahok. Uang tersebut nantinya digunakan untuk mengambil ijazah dan membayar tunggakan sekolah.
"Dia juga menunjukkan telepon genggamnya yang berisi percakapan dengan seseorang dan mengatakan agar kepala sekolah tidak takut kalau ini nanti menjadi berita viral," ujarnya.
Namun, kepala sekolah menolak melihat telepon genggam dan mengantar Fadila ke ruang tata usaha untuk mengambil ijazah tanpa biaya yang dibebankan.
Saiful menegaskan, pihak sekolah juga tidak bisa memberikan nomor rekening bank seperti yang dimintakan FM. Sebab, pihaknya melarang sekolah-sekolah memberikan nomor rekening kepada pihak yang tak berkepentingan.
Selain itu, nomor rekening sekolah tidak diperkenankan menerima bantaun secara pribadi.
"Bantuan secara pribadi untuk siswa, langsung diterimakan ke rekening pribadi siswa. Bila ada siswa berprestasi dan berkaitan dengan penerimaan hadiah berupa uang dari lembaga lain, maka sekolah menyarankan membuka nomor rekening pribadi atas nama siswa dan bukan lembaga sekolah," ujarnya.
Minta Maaf
Pada hari yang sama, pengguna Facebook berakun Ochiem atas nama keluarga besar FM, menuliskan pesan permintaan maaf kepada Nael yang dituding warganet menyebar hoaks lantaran ia dan Ahok membantu FM mendapatkan ijazah.
"Yang terhomat Bapak Natanel. Saya atas nama keluarga FM yang kemarin dapat balasan surat dari Bapak Ahok mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas bantuan Bapak Ahok."
"Memohon maaf sebesar-besarnya karena dengan membantu FM, Anda jadi dituduh penyebar berita hoaks. Sebenarnya dari dulu saya sudah mau ikut nberkomentar, tapi FM tidak berani, katanya biar tidak viral."
"Sekarang FM jadi stres, kaget, menangis karena dituduh menjelekkan nama sekolah. Mohon maaf semua pengguna media sosial yang mengatakan ini hoaks. Semua ini bukan hoak, ini fakta benar adanya."
"Benar adik saya menulis surat buat Bapak Ahok. Benar Bapak Ahok membas surat dan berjanji membantu pengambilan ijazah lewat stafnya Bapak Natanael."
Catan redaksi: Kisah FM mengirim surat ke Ahok, baca di sini