Kisah Siswi Lamongan Tulis Surat ke Ahok Minta Tebuskan Ijazah

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 03 Januari 2018 | 11:05 WIB
Kisah Siswi Lamongan Tulis Surat ke Ahok Minta Tebuskan Ijazah
Terpidana kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tiba di rumah tahanan LP Cipinang, Jakarta, Selasa (9/5).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Siswi berinisial FM tak kepalang girang karena berhasil lulus dari sebuah SMA di Lamongan Jawa Timur. Namun, kebahagiaannya itu tak berlangsung lama, lantaran ijazahnya sempat tak diberikan pihak sekolah karena belum membayar tunggakan uang belajar.

FM ternyata tak kehabisan akal. Ia menuliskan surat berisi puisi dan ”curhat” mengenai kondisi keluarga serta ijazahnya yang tak kunjung diberikan pihak sekolah kepada mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang kekinian mendekam di sel penjara Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Ia mengatakan, pihak sekolah meminta dirinya membayar “uang gedung” Rp2 juta baru bisa membubuhkan cap tiga jarinya di ijazah kelulusan.

Baca Juga: Lulung Ceritakan Kesamaannya dengan Rizieq Shihab

“Dia (FM) mungkin sering lihat di media-media sosial bahwa Pak Ahok banyak membantu siswa yang tak mampu membayar tunggakan guna menebus ijazah. Dia lalu mengirim surat ke Pak Ahok tiga bulan lalu dan ternyata dibalas,” kata Natanael Ompusunggu, staf pribadi Ahok kepada Suara.com, Rabu (3/1/2018).

Dalam surat balasan tersebut, kata Natanael, Ahok memastikan bakal membantu FM melunasi tunggakan kepada sekolahnya agar bisa menebus ijazah.

Ahok dalam surat balasan itu juga meminta FM dan keluarga menghubungi Natanael untuk teknis pembayaran tunggakan tersebut.

Ia bahkan memberikan nomor telepon pribadi Natanael kepada FM melalui surat tersebut dengan catatan, “segera dihubungi ya.”

“Saya sendiri sebelumnya tak tahu soal itu. Saya baru tahu setelah dia (FM) menelepon saya bilang disuruh Pak Ahok menghubungi untuk hal teknis,” tuturnya.

Baca Juga: Samsung Buka Suara Soal Kasus Baterai Note 8

Awalnya, sambung Natanael, ia tak memercayai pernyataan FM. Namun, FM lantas mengirimkannya surat balasan Ahok melalui aplikasi obrolan ponsel.

“Saya langsung meminta dia menghubungi pihak sekolahnya. Saya bilang, ‘tolong minta rincian tagihan yang harus dibayar’, difoto untuk bukti,” tukasnya.

FM lantas menuruti saran Nael dan mendatangi sekolah. Ternyata, kepala sekolah tak memercayai pernyataan FM yang meminta rincian tagihan untuk diteruskan kepada Ahok.

Karena tak memercayai FM, kepala sekolah dan Nael berbicara melalui sambungan telepon.

”Saya bilang ke kepala sekolahnya, bahwa benar saya yang akan membayar tunggakan siswinya. Saya juga minta nomor rekeningnya berapa, biar langsung ditransfer. Saya juga minta rincian biaya itu difoto oleh FM untuk bukti saya dan juga ke Pak Ahok,” ungkapnya.

Nael menuturkan, kepala sekolah FM meminta waktu untuk memberikan rincian tagihan serta rekening tata usaha sekolah.

“Tapi, satu jam setelah itu, FM menelepon saya. Dia bilang terima kasih, karena sekolah sudah memberikan ijazahnya. Jadi belum sempat saya bayar, sudah dikasih ijazahnya,” jelasnya.

FM, terus Nael, juga mengirimkan foto ijazah dan video dirinya membubuhkan tiga jarinya ke ijazah tersebut sebagai bukti masalahnya sudah terselesaikan.

”Saya tak tahu alasan kepala sekolah langsung memberikan ijazahnya. Yang pasti, waktu itu saya berjanji membayar lunas tunggakan itu dari hasil penjualan buku. FM ini kan mengirimkan puisi yang bagus juga untuk Pak Ahok,” terangnya.

Bantah Tahan Ijazah

Dinas Pendidikan Jawa Timur membantah adanya penahanan ijazah milik FM oleh pihak sekolah.

"Tidak benar ada panahanan ijazah. Benar ada siswi bernama.. (FM) tercatat sebagai siswa SMAN 3 Lamongan Lulusan Tahun 2017, tapi bukan SMAN 30 Lamongan," kata Kadisdik Jatim Saiful Rachman.

Ia mengatakan sudah memeriksa langsung ke Lamongan. Berdasarkan keterangan pihak sekolah, ijazah  tak diberikan karena FM tak pernah mendatangi sekolah untuk membubuhkan cap tiga jari.

Saiful menuturkan, Wiyono—kepala sekolah FM—mengakui siswinya sempat mendatangi sekolah pada tanggal 28 Desember 2017.

Ia datang bermaksud meminta nomor rekening sekolah yang akan dipakai untuk menerima hadiah lomba menulis puisi Ahok. Uang tersebut nantinya digunakan untuk mengambil ijazah dan membayar tunggakan sekolah.

"Dia juga menunjukkan telepon genggamnya yang berisi percakapan dengan seseorang dan mengatakan agar kepala sekolah tidak takut kalau ini nanti menjadi berita viral," ujarnya.

Namun, kepala sekolah menolak melihat telepon genggam dan mengantar Fadila ke ruang tata usaha untuk mengambil ijazah tanpa biaya yang dibebankan.

Saiful menegaskan, pihak sekolah juga tidak bisa memberikan nomor rekening bank  seperti yang dimintakan FM. Sebab, pihaknya melarang sekolah-sekolah memberikan nomor rekening kepada pihak yang tak berkepentingan.

Selain itu, nomor rekening sekolah tidak diperkenankan menerima bantaun secara pribadi.

"Bantuan secara pribadi untuk siswa, langsung diterimakan ke rekening pribadi siswa. Bila ada siswa berprestasi dan berkaitan dengan penerimaan hadiah berupa uang dari lembaga lain, maka sekolah menyarankan membuka nomor rekening pribadi atas nama siswa dan bukan lembaga sekolah," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI