Suara.com - Sudah satu tahun lamanya, kasus pembunuhan mahasiswi Esa Unggul, Tri Ani Yani Puspo Arum masih menjadi salah satu pekerjaan rumah Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya yang belum terselesaikan.
Polisi hingga kini belum bisa mengungkap pembunuh Puspo Arum yang jasadnya ditemukan bersimbah darah di kamar kosnya, Jalan H. Asmat Ujung, Perumahan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, awal Januari 2017 lalu.
"Kejadian masih ada yang belum kami ungkap masih ada beberapa kasus yang menjadi PR Polda Metro Jaya, seperti kasus pembunuhan mahasiswi (Puspo Arum) di Jakbar, sudah setahun sampai sekarang belum terungkap," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono, Rabu (3/12/2018).
Menurut Argo, Polres Metro Jakarta Barat kini berencana melakukan gelar perkara ulang dan memeriksa saksi-saksi untuk bisa mengungkap pembunuh Arum.
Baca Juga: Misteri Kematian Puspo Arum, Keluarga Curigai Dua Orang
"Dari penyidik (Polres) Jakbar rencana akan melakukan gelar kembali akan mencari saksi saksi yang lain," kata dia.
Polisi, kata dia, juga akan menyisir kembali kamar kos Arum untuk mencari alat bukti yang dianggap siginifikan sehingga kasus tersebut bisa segera terbongkar.
"Beberapa saksi sudah kita periksa tapi kita akan lihat hasil gelar TKP lagi, sehingga nanti ada kemajuan daripada penanganan kasus," kata dia.
Sejauh ini, keluarga masih belum percaya Arum merupakan korban perampokan.
Ketika ditemui Suara.com pada pertengahan Agustua 2017, kakak mendiang Arum, Galuh Lestari menyampaikan ada beberapa kejanggalan yang ditemukan keluarganya. Tak semua barang milik Arum raib di kamar kosnya, salah satunya laptop milik kantor yang biasa dipakai Arum untuk kerja masih tergeletak rapi di kamar kos.
Baca Juga: Keluarga Ingin Sekali Ketemu Arwah Puspo Arum
“Anehnya, kalau misalnya Arum ini mati dibunuh karena perampok mau nyuri barang-barangnya ya harusnya nggak nanggung gitu sih. Laptop pribadi Arum hilang, gadgetnya hilang, tapi laptop kantornya gak hilang. Kunci motor yang tergeletak di situ juga nggak dibawa sama dia. Kan aneh,” kata Galuh.
Keluarga, kata dia juga masih mencurigai dua orang yang sejak Arum ditemukan meregang nyawa. Pasalnya, kata Galuh, keluarga sangat sulit menghubungi kedua rekan Arum untuk mengorek informasi soal kematian adik kandungnya tersebut.
"Ada dua orang yang masih saya curigai sampai sekarang. Mereka ini ada di lokasi saat peristiwa itu. Saya curiga karena dua orang ini semenjak Arum meninggal susah sekali dihubungi. Susah sekali kalau kita mau nanya informasi soal kematian Arum. Selain susah dihubungi, mereka juga memberikan keterangan yang berbeda. Ngomong ke saya beda, ke ibu beda, ke bapak beda. Jadi bingung mana yang bener," kata Galuh.
Dia pun berharap, polisi bisa mencari kedua orang tersebut agar bisa diperiksa secara mendalam.