Suara.com - Pakistan memanggil duta besar Amerika Serikat sebagai protes terhadap kicauan marah Presiden AS Donald Trump tentang "kebohongan dan ketakjujuran" Pakistan.
David Hale, dubes AS untuk Pakistan dipanggil oleh kantor Kemlu Pakistan pada Senin untuk menjelaskan kicauan Trump. Seorang juru bicara Kedutaan Besar AS membenarkan bahwa pertemuan itu terjadi.
Dalam sebuah serangan yang menghina, Trump pada Senin mengatakan AS "dengan bodoh" menyerahkan kepada Pakistan bantuan senilai lebih 33 miliar dolar AS dalam 15 tahun terakhir dan tak dihadiahi apa-apa kecuali "kebohongan dan ketakjujuran".
"Mereka memberikan tempat aman kepada para teroris yang kami buru di Afghanistan, dengan sedikit bantuan. Tak lagi!," demikian tulis Trump di Twitter.
Baca Juga: Pulih, Lukaku Siap Perkuat Setan Merah di Piala FA
Kata-kata keras Trump menarik pujian dari musuh lama Pakistan, India, tetangga Afghanistan, tetapi sekutu lamanya China membela usaha Pakistan dalam memerangi "terorisme".
Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi pada Selasa akan memimpin sidang kabinet yang akan fokus membahas kicauan Trump, sementara pada Rabu para kepala tertinggi militer dan sipil akan bertemu untuk membahas hubungan AS yang memburuk.
Hubungan AS dan Pakistan telah terganggu selama beberapa tahun atas dugaan dukungan Islamabad kepada jejaring militan Haqqani, yang bersekutu dengan Taliban Afghanistan.
AS juga menduga para panglima senior Taliban Afghanistan tinggal di wilayah Pakistan. Pada tahun 2016, pemimpin Taliban waktu itu Mullah Mansour terbunuh akibat serangan drone AS di dalam wilayah Pakistan dan pada tahun 2011, pemimpin Alqaida Osama bin laden ditemukan dan dibunuh oleh pasukan AS di kota Abbotabad, Pakistan.
Washington telah mengisyaratkan kepada Pakistan bahwa pihaknya akan mengurangi bantuan dan memberlakukan langkah-langkah lain bersifat hukuman jika Islamabad tak menghentikan bantuan atau menutup mata atas jejaring militan Haqqani yang melancarkan serangan-serangan lintas batas di Afghanistan.
Baca Juga: Sudirman Said Klaim Ditawari Sandiaga Masuk TGUPP
Islamabad membantah pandangan bahwa pihaknya tak cukup berbuat dalam perang melawan militansi, dengan menyatakan bahwa sejak 2001, Pakistan telah menderita akibat militansi, lebih daripada yang dialami AS. Jumlah korban terbunuh mencapai puluhan ribu.
Menlu Asif memandang komentar-komentar Trump sebagai dagelan politik karena frustrasi atas kegagalan AS di Afghanistan, tempat para militan Taliban Afghanistan telah menguasai wilayah dan melancarkan serangan-serangan besar.
"Dia telah mengeluarkan kicauan terhadap kami (Pakistan) dan Iran untuk konsumsi domestik," kata Asif kepada Geo TV pada Senin.
"Dia berkali-kali menempatkan frustrasinya atas Pakistan karena kegagalan di Afghanistan sementara mereka terperangkap di jalan buntu di Afghanistan." Asif menambahkan bahwa Pakistan tidak memerlukan bantuan AS. [Antara]