Hingga kini, Partai Golkar belum menentukan pasangan Dedi Mulyadi di Pemilihan Gubernur Jawa Barat. Padahal, Bupati Purwakarta itu sudah merasa cocok dengan Deddy Mizwar.
Ketua DPP Partai Golkar Happy Bone mengatakan kecocokan Dedi pada Deddy sedang dipertimbangkan oleh DPP. Sebab, DPP sendiri melakukan komunikasi politik dengan sejumlah partai, termasuk PDIP serta Partai Demokrat.
"Sehingga kami ingin exercise mana yang paling tepat. Apa dengan PDIP atau Demokrat," kata Happy di kantor SMRC, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/1/2018).
Golkar menginginkan posisi calon gubernur di Pilkada Jabar. Sebab itu, partai berlambang pohon beringin sedang mempertimbangkan siapa yang akan memberikan keuntungan paling besar buat Golkar.
Selain itu, yang membuat Golkar 'galau' untuk mengikuti keinginan Dedi berpasangan dengan Deddy adalah kedekatan Deddy dengan Partai Demokrat. Sementara, Golkar sendiri sudah memutuskan akan memilih Joko Widodo yang dalam hal ini sebagai kader PDIP, pada pilpres 2019.
"Itulah kami belum ambil keputusan. Ini kan posisinya baru di Dedi (yang cocok dengan Deddy). Kami anggap silakanlah melakukan komunikasi politik, sebab Ketum juga lagi di luar negeri," ujar Happy.
Happy mengakui Golkar juga terus melakukan komunikasi yang intensif dengan PDIP terkait Pilkada Jabar. PDIP sendiri kabarnya akan usung Anton Charliyan atau Puti Guntur Soekarno.
"Maka tentu kami nggak seenaknya berpaling muka, tapi ya harus ada penjelasan. Karena secara personal Dedu sulit juga dipasangkan dengan Anton Charliyan atau Puti Soekarno. Karena Dedi sudah tertarik hatinya dengan Deddy, jadinya kayak orang pacaran," tutur Happy.
Padahal, lanjut dia, sebelumnya Dedi menyerahkan kepada DPP mencari calon pasangannya di Pilkada Jabar. Di saat DPP tengah mencari 'jodoh' yang tepat buat dirinya, Dedi ternyata sudah memilih Deddy.
"Persoalannya, ibarat kawin nggak bisa tanpa persetujuan orang tuanya, yaitu DPP. Oleh karena itu, kemudian keputusan akhirnya ada pada Ketum. Supaya betul-betul barokah rumah tangganya," kata Happy.