Jika Tak Ada Skandal, PDIP Jadi Partai Nomor 1 di Pemilu 2019

Selasa, 02 Januari 2018 | 16:03 WIB
Jika Tak Ada Skandal, PDIP Jadi Partai Nomor 1 di Pemilu 2019
Lembaga Survei Saiful Mujani Reseach and Consulting (SMRC) rilis survei terbaru di kantor SMRC, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/1 /2018). (suara.com/Dian Rosmala)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PDI Perjuangan masih menjadi partai politik yang mamiliki elektabilitas paling tinggi dibanding partai lainnya yang ada di Indonesia.

Posisi tersebut diungkap Lembaga Survei Saiful Mujani Reseach and Consulting (SMRC) melalui survei terbaru yang dirilis di kantor SMRC, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/1 /2018).

"Bila tidak ada peristiwa besar dalam satu setengah tahun ke depan, misal skandal korupsi, krisis ekonomi, atau kasus moral, PDIP akan memperoleh suara jauh lebih besar dibandingkan hasil pemilu pada tahun 2014," kata Direktur Utama SMRC Djayadi Hanan di kantor SMRC, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/1/2018).

Berdasarkan hasil survei SMRC yang digelar pada 7-13 Desember 2017 lalu, elektabilitas PDIP yaitu 27, 6 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibanding Pemilihan Legislatif 2014 yang lalu.

Baca Juga: PDIP Benarkan Djarot Dijagokan di Pilkada Sumatera Utara

Sementara, empat partai besar lain justru mengalami penurunan atau cenderung stabil jika dibandingkan dengan perolehan suara pada Pileg 2014.

"Pileg 2014 lalu, Golkar memperoleh 14,7 persen, turun jadi 12,2 persen. Gerindra dari 11,81 persen juga turun menjadi 8,9 persen. Demokrat 10,19 persen turun menjadi 7,7 persen, dan PKB dari 9,04 persen menjadi 6,3 persen," tutur Djayadi.

Kecenderungan itu menunjukkan tak sedikit pemilih yang berpindah dari satu partai politik pada partai politik lainnya. Selain itu swing voter paling banyak ditemukan di pemilih Partai Demokrat yaitu 51 persen, diikuti PAN 50 persen, PPP dan Hanura 47 persen, Gerindra 45 persen, serta Golkar 38 persen, PKS 20 persen dan PDIP 23 persen.

"Fakta ini menunjukkan kesetiaan masyarakat kepada partai politik cenderung lemah. Dapat dikatakan pemilih Indonesia terbuka dan menuntut partai bekerja lebih keras untuk meyakinkan mereka," tutur Djayadi.

"Dengan pola semacam ini terbuka kemungkinan partai-partai yang lolos ke Senayan (DPR RI) pada Pileg 2014 sekarang menjadi tidak lolos lagi atau sebaliknya, lolos dengan perolehan suara lebih baik pada Pemilu 2019 nanti," tambah Djayadi.

Baca Juga: Semua Fraksi Sepakat PDIP Dapat Jatah Kursi Pimpinan DPR

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI