Suara.com - Amerika Serikat dan Pakistan saling menuduh atas kegagalan operasi militer di Afganistan. Bahkan, Presiden Donald Trump terlibat ”perang Twitter” dengan Menteri Luar Negeri Pakistan Khawaja Asif.
Trump memulai pertikaian itu dengan cuitan yang mengatakan negaranya " bodoh" memberikan miliaran dolar kepada Islamabad, yang kemudian menjadi tempat berlindung bagi teroris dari Afghanistan.
"Amerika Serikat dengan bodoh memberikan bantuan lebih dari 33 miliar dolar kepada Pakistan dalam 15 tahun terakhir, dan mereka membalasnya dengan kebohongan, mengira pemimpin kami dungu. Mereka menyediakan tempat aman bagi teroris yang kami buru di Afghanistan. Tidak lagi," cuit Trump yang dikutip Anadolu Agency, Selasa (2/1/2017).
Baca Juga: Teco Berharap Persija Tetap Main di Stadion Patriot
Pernyataan itu adalah statemen terbaru dalam serangkaian peringatan dari pejabat-pejabat tinggi AS dalam beberapa bulan terakhir, termasuk Wakil Presiden Mike Pence.
Cuitan itu datang menyusul desas-desus bahwa Washington berencana menarik dana bantuan sebesar USD 255 juta hingga Islamabad bekerja lebih keras memberantas kelompok-kelompok teroris.
Menanggapi kritikan Trump, Menteri Luar Negeri Khawaja Asif mengatakan militer AS menggunakan tanah, jalanan dan transportasi Pakistan untuk kebutuhan logistiknya di Afganistan.
Asif mengingatkan presiden AS bahwa dana itu diberikan sebagai ganti jasa yang disediakan oleh Pakistan dan bukan semata-mata atas kemurahan hati.
"Daripada menuntut pertanggung jawaban kami atas kegagalan mereka di Afganistan, Trump seharusnya mencari mereka yang benar-benar mengakibatkan kegagalan AS di Afganistan," kata pejabat itu, seperti dikutip stasiun televisi Geo.
Baca Juga: Efektif Turunkan Bobot, Tren Diet Terbaru Ini Mirip Puasa
Asif mengatakan AS menjadi "frustrasi" atas kegagalan mereka sendiri di Afganistan.
"Kami siap membuka perincian dana bantuan AS dan penggunaannya di forum apapun," terang dia. Asif juga mengatakan Pakistan tidak akan "menghiraukan kata-kata 'tidak lagi' yang disebut Presiden Trump karena Pakistan sudah mengatakan tidak lagi kepada Washington."
Hubungan AS dan Pakistan terkait upaya melawan terorisme semakin memburuk dalam beberapa tahun terakhir, khususnya karena perbedaan pandangan mengenai Afganistan.
Bulan lalu Pence mengatakan Trump sudah "memperingatkan Pakistan" karena "menyediakan tempat berlindung bagi Taliban dan kelompok militan lainnya".