PM Israel Berharap Demonstran Bisa Jatuhkan Rezim di Iran

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 02 Januari 2018 | 14:47 WIB
PM Israel Berharap Demonstran Bisa Jatuhkan Rezim di Iran
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji demonstrasi yang terjadi di Iran. Namun, ia membantah menjadi dalang aksi-aksi anti-pemerintah tersebut.

Bantahan itu, seperti dilansir Anadolu Agency, Selasa (2/1/2017), dilontarkan Netanyahu setelah Presiden Iran Hassan Rouhani menilai Israel berada di balik aksi protes di Iran.

“Saya telah mendengar pernyataan Presiden Iran Rouhani bahwa Israel berada di balik aksi-aksi protes di Iran. Selain sebuah kebohongan, ini juga lucu,” kata Netanyahu dalam sebuah pidato untuk rakyat Iran dan pernyataan yang dibagikan Kantor Perdana Menteri kepada awak media.

Baca Juga: Warga Jepang Pelanggan Layanan Seks Anak Penjual Tisu Dibekuk

Netanyahu menilai negara Eropa diam terhadap perkembangan yang terjadi di Iran. Begitu pula Israel, tak bakal tinggal diam.

“Ketika rezim Iran jatuh, masyarakat Iran dan Israel akan menjadi sahabat yang tulus. Saya berharap rakyat Iran akan berhasil dalam perjuangan untuk kebebasan ini,” ungkap Netanyahu.

Netanyahu menyebut para pengunjuk rasa sebagai “pahlawan” dan menuduh pemerintah Iran sebagai “rezim kejam”, yang menghabiskan jutaan dolar untuk menyebarkan kebencian dan dendam terhadap Israel.

Sementara jumlah korban tewas dalam aksi demonstrasi anti-pemerintah di Iran, terus bertambah.

Sejak aksi kali pertama digelar pada Kamis (28/12/2017), sedikitnya 16 orang, termasuk seorang anggota polisi, tewas.

Baca Juga: Kepergian Neymar Diakui Valverde Saat Sulit bagi Barca

Menurut kantor berita Iran Asriran, Senin (1/1), 5 orang tewas dalam aksi protes pada hari itu di provinsi Ishafan.

Sementara di Najafabad dekat Isfahan, seorang anggota polisi tewas dan tiga demonstran luka-luka.

Menurut Young Jurnalist Club, insiden tersebut bermula saat seorang pemrotes melepaskan tembakan ke barisan polisi, hingga melukai empat orang. Seorang anggota polisi akhirnya tewas karena kehabisan darah.

Anggota parlemen Hedayatollah Khademi mengatakan, dua orang tewas di Izeh, provinsi Khuzestan, pada Minggu (31/12) malam.

Selain itu, selama bentrokan, sebanyak 377 demonstran telah ditangkap, termasuk 200 orang di ibu kota Teheran. Operasi penangkapan juga dilakukan di sejumlah kota, di antaranya Arak, Isfahan, dan Robat Karim.

Ribuan warga Iran turun ke jalanan pada Kamis di timur laut kota Mashhad dan Kashmar untuk memprotes pemerintah mengenai kenaikan harga komoditas dan kesalahan pengelolaan.

Aksi protes hari itu berlanjut dan mendapat tantangan dari demonstran pro-pemerintah pada Sabtu (30/12) akhir pekan lalu.

Presiden Iran Hassan Rouhani memperingatkan warga untuk menentang aksi protes antipemerintah yang tengah berlangsung di seluruh penjuru negeri.

"Kita harus menahan diri untuk tidak menempatkan negara dalam situasi yang bisa dimanfaatkan oleh musuh," tegas Rouhani setelah pertemuan kabinet.  

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI