Suara.com - Penyidik Polres Metro Bekasi Kota menitipkan anggota Front Pembela Islam berinisial BG ke rumah tahanan Polda Metro Jaya sejak Sabtu (30/12/2017). BG menjadi tersangka kasus sweeping toko obat Akbar.
"Hari Sabtu ditahan ya," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Selasa (2/1/2018).
Kenapa BG tak ditahan di penjara Polres Metro Bekasi Kota dan dititipkan ke Polda Metro Jaya, Argo tak menjelaskan alasannya.
"Semuanya kantor polisi boleh menahan seseorang ya," kata Argo.
Selain memproses pelaku sweeping, polisi juga memproses pemilik toko obat. Toko ini diduga menjual obat kadaluwarsa dan hal itu menjadi pemicu aksi sweeping.
"Proses, masih proses, nah yang toko obat pun masih proses. Karena menjual obat tidak mempunyai surat izin," kata Argo.
BG bersama puluhan anggota ormas sweeping toko obat Akbar yang berada di Jalan Raya Jatibening 2, RT 6, RW 2, Jatibening Baru, Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (27/12/2017).
"Tersangka inisial BG itu yang mimpin, yang masuk ke dalam (toko)," kata Kapolres Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Indarto.
Ketika memasuki toko, katanya, BG menghardik pemilik toko.
"Bentak-bentak pemilik untuk keluarkan barang, suruh pemilik ambil ember dan mengisi air, lalu obat-obat itu dimasukkan ke dalam air," kata dia.
Indarto mengatakan aksi sweeping dilakukan tanpa koordinasi dengan anggota polisi.
"Faktanya sebelum polisi datang mereka sudah mengacak-acak toko obat itu," kata Indarto.
BG dan dua rekannya, SD dan RN, diamankan. Hanya kasus BG yang ditindaklanjuti. Dua rekannya dipulangkan karena tak ditemukan unsur pidana.
BG dijerat Pasal 170 KUHP tentang perbuatan kekerasan terhadap orang atau barang di muka umum dan Pasal 335 ayat (1) KUHP tentang ancaman kekerasan dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara.