Didera Aksi Protes, Iran Blokir Telegram dan Instagram

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 02 Januari 2018 | 12:45 WIB
Didera Aksi Protes, Iran Blokir Telegram dan Instagram
Pengunjuk rasa berorasi menentang pemerintah [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Iran memblokir sementara dua aplikasi media sosial, seiring membesarnya gelombang aksi protes yang dimotori mahasiswa dan warga miskin.

Kedua media sosial yang diblokir itu, seperti dilansir Middle East Monitor, Selasa (2/1/2017), ialah Telegram dan Instagram. Kedua aplikasi itu digunakan demonstran untuk berbagai informasi dan berkoordinasi.

"Keputusan itu untuk melindungi keamanan dan kenyamanan warga," tukas sumber anonim kepada IRIB News, kantor berita Iran.

Baca Juga: Sandiaga Target 5 BUMD DKI IPO Sampai 2022

Sumber itu mengatakan, Dewan Keamanan Tertinggi Iran merupakan pihak yang menginisiasi pemblokiran tersebut.

Minggu (31/12) akhir pekan lalu, CEO Telegram Pavel Durov mengunggah tulisan informatif ke akun Twitter miliknya, yang memberitahukan Iran sudah memblokir aplikasi Telegram.

"Pemblokiran itu dilakukan pemerintah Iran setelah kami menolak permintaan mereka untuk memblokir saluran yang dibuat demonstran," tulis Durov.

Sementara jumlah korban tewas dalam aksi demonstrasi anti-pemerintah di Iran, terus bertambah.

Sejak aksi kali pertama digelar pada Kamis (28/12/2017), sedikitnya 16 orang, termasuk seorang anggota polisi, tewas.

Baca Juga: Persija Jadikan SSC Seperti Uji Coba

Menurut kantor berita Iran Asriran, Senin (1/1), 5 orang tewas dalam aksi protes pada hari itu di provinsi Ishafan.

Sementara di Najafabad dekat Isfahan, seorang anggota polisi tewas dan tiga demonstran luka-luka.

Menurut Young Jurnalist Club, insiden tersebut bermula saat seorang pemrotes melepaskan tembakan ke barisan polisi, hingga melukai empat orang. Seorang anggota polisi akhirnya tewas karena kehabisan darah.

Anggota parlemen Hedayatollah Khademi mengatakan, dua orang tewas di Izeh, provinsi Khuzestan, pada Minggu (31/12) malam.

Selain itu, selama bentrokan, sebanyak 377 demonstran telah ditangkap, termasuk 200 orang di ibu kota Teheran. Operasi penangkapan juga dilakukan di sejumlah kota, di antaranya Arak, Isfahan, dan Robat Karim.

Ribuan warga Iran turun ke jalanan pada Kamis di timur laut kota Mashhad dan Kashmar untuk memprotes pemerintah mengenai kenaikan harga komoditas dan kesalahan pengelolaan.

Aksi protes hari itu berlanjut dan mendapat tantangan dari demonstran pro-pemerintah pada Sabtu (30/12) akhir pekan lalu.

Presiden Iran Hassan Rouhani memperingatkan warga untuk menentang aksi protes antipemerintah yang tengah berlangsung di seluruh penjuru negeri.

"Kita harus menahan diri untuk tidak menempatkan negara dalam situasi yang bisa dimanfaatkan oleh musuh," tegas Rouhani setelah pertemuan kabinet.  

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI