Suara.com - Pemerintah Iran memblokir sementara dua aplikasi media sosial, seiring membesarnya gelombang aksi protes yang dimotori mahasiswa dan warga miskin.
Kedua media sosial yang diblokir itu, seperti dilansir Middle East Monitor, Selasa (2/1/2017), ialah Telegram dan Instagram. Kedua aplikasi itu digunakan demonstran untuk berbagai informasi dan berkoordinasi.
"Keputusan itu untuk melindungi keamanan dan kenyamanan warga," tukas sumber anonim kepada IRIB News, kantor berita Iran.
Baca Juga: Sandiaga Target 5 BUMD DKI IPO Sampai 2022
Sumber itu mengatakan, Dewan Keamanan Tertinggi Iran merupakan pihak yang menginisiasi pemblokiran tersebut.
Minggu (31/12) akhir pekan lalu, CEO Telegram Pavel Durov mengunggah tulisan informatif ke akun Twitter miliknya, yang memberitahukan Iran sudah memblokir aplikasi Telegram.
"Pemblokiran itu dilakukan pemerintah Iran setelah kami menolak permintaan mereka untuk memblokir saluran yang dibuat demonstran," tulis Durov.
Sementara jumlah korban tewas dalam aksi demonstrasi anti-pemerintah di Iran, terus bertambah.
Sejak aksi kali pertama digelar pada Kamis (28/12/2017), sedikitnya 16 orang, termasuk seorang anggota polisi, tewas.
Baca Juga: Persija Jadikan SSC Seperti Uji Coba
Menurut kantor berita Iran Asriran, Senin (1/1), 5 orang tewas dalam aksi protes pada hari itu di provinsi Ishafan.