Suara.com - Pernikahan massal yang digelar Pemprov DKI Jakarta di penghujung tahun 2017 membawa rezeki tersendiri bagi Asnayati, seorang perias pengantin. Sejak Minggu (31/12/2017) siang sampai malam harinya, dia sudah mengantongi omset Rp3,5 juta.
"Saya dari siang tadi merias 10 pasang calon pengantin. Sepasang penganting diberi tarif Rp350 ribu," katanya sumringah kepada suara.com di Kantor Kelurahan Menteng.
"Ya tarif ini saya sesuaikan saja karena ini merupakan salah satu kegiatan amal, di luar kegiatan ini tarif saya merias itu beda. Alhamdulillah saya kebagian rezeki yang cukup besar dari pernikan massal ini," ujarnya lagi.
Tidak hanya merias pengantin, Yaya-sapaan akrabnya-juga menyewakan baju adat untuk dikenakan para calon pengantin. Baju adat yang dimiliki antara lain berasal dari daerah Sunda, Solo, Yogyakarta, Betawi, dan Padang.
Baca Juga: Ederson Gagalkan Penalti, City Nyaris Tumbang di Selhurst Park
"Calon pengantin berasal dari berbagai daerah. Masing-masing mempelai mengenakan baju adat dari daerahnya," ujarnya.
Ini bukan kali pertama Yaya dilibatkan dalam acara pernikahan massal. Setidaknya, dia sudah diundang delapan kali oleh kelurahan setempat dalam acara serupa.
Perempuan yang sudah 20 tahun menjadi perias pengantin ini berharap acara nikah massal terus diadakan. Sebab, kata dia, masih banyak orang yang tak punya biaya untuk naik pelaminan.
Salon Yaya sendiri terletak di Menteng Raya Nomor 15, RT. 12 RW.03, Jakarta pusat. Selama ini, di ajuga menerima panggilan merias di luar kota. [Lili Handayani]
Baca Juga: Tiba di Bundaran HI, Anies: Kalau Ada Gesekan Dikit Jangan Marah