Suara.com - Ratusan pasangan sudah siap dinikahkan secara bersamaan di lapangan parkir Park and Ride atau samping Hotel Sari Pan Pacific, Jalan Thamrin Nomor 10, Jakarta Pusat, Minggu (31/12/2017).
Sekitar 430 calon pengantin ini mengikuti program nikah massal yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jakarta.
Salah satu calon pengantin lelaki, Ismail, menyambut baik ide nikah massal yang dicetus Gubernur Jakarta Anies Rasyid Baswedan dan Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno karena dinilai sangat membantu masyarakat kecil.
"Sangat membantu. Sebelumnya memang sudah ada rencana mau nikah," ujar Ismail kepada Suara.com.
Baca Juga: Cerita Pasangan Nikah Massal di Malam Pergantian Tahun
Lelaki 25 tahun ini akan menikahi kekasihnya yang bernama Tera Andira (23). Ismail dan Andira sama-sama tinggal di Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Sementara, Andira tertarik mengikuti program nikah massal pemerintah DKI karena tidak harus dipusingkan dengan sejumlah urusan, salah satunya soal biaya.
Foto: Pasangan Ismail dan Tera Andira di pernikahan massal di malam Tahun Baru. [Suara.com/Dwi Bowo Rahadjo]
"Kalau ngurusin sendiri kan repot. Kalau ini pemerintah yang mengurusin," kata Andira.
Baca Juga: Nikah Massal di Malam Tahun Baru, Antam Sumbang 490 Keping Emas
Ismail tidak tegang dan grogi menikah secara bersamaan warga Jakarta. Tetapi hal itu berbeda dengan Andira. Perempuan yang tengah mengenakan baju pengantin berwarna ungu ini grogi.
"Kalau semua otang mau nikah pasti deg-degan ya. Pacaran sudah 3,5 tahun. Awalannya memang sudah mau nikah tanggal 5 Januari," kata Andira.
Pasangan Andri dan Nurlaila
Andri (22), warga Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengatakan tidak punya uang untuk menggelar pernikahan. Sebab, keduanya belum memiliki pekerjaan tetap.
"Ingin nikah massal karena kalau nikah sendiri nggak ada biaya. Saya dapat informasi ini dari orang Kelurahan Tanjung Priok," kata Andri.
Andri sudah empat tahun mengenal kekasihnya Nurlaila (18). Ia mengaku grogi akan melangsungkan ijab qobul secara bersamaan.
Foto: Pasangan Andri dan Nurlaila di pernikahan massal di malam Tahun Baru. [Suara.com/Dwi Bowo Rahadjo]
Nurlaila mengaku senang dapat dinikahi pujaan hatinya.
"Bahagia bisa nikah, seneng," kata dia.
Saat ditanya apakah akan bulan madu ke luar kota, Andri mengaku tidak tahu. Ia lebih memilih fokus untuk mencari pekerjaan.
Pasangan Piter dan Talia
Piter dan Talia sudah menikah siri sejak 2015 lalu. Mereka sudah dikaruniai seorang anak lelaki berusia 1,5 tahun. Kepada suara.com keduanya mengaku ingin diaku sebagai pasangan suami istri oleh negara, untuk itu ia ikut program ini.
"Senang banget. Sebelumnya sudah nikah, tapi belum dapat buku. Kita berdua satu kelurahan, cuma beda RT," ucap Piter.
Talia mengaku tidak grogi. Hal ini dikarenakan ia telah menikah sebelumnya.
Foto: Pasangan Piter dan Talia di nikah massal malam Tahun Baru. [Suara.com/Dwi Bowo Rahardjo]
"Nggak grogi, biasa saja. Ini datang sama keluarga," ucap warga Kramat Sentiong, Senen, Jakarta Pusat itu.
Nikah masal yang diselenggarakan Pemerintah Jakarta dalam rangka memeriahkan malam pergantian tahun.
Peserta yang ikut program ini tidak dipungut biaya, melainkan dapat mahar berupa Al Qur'an, perlengkapan alat salat, dan emas seberat satu gram, serta tabungan Rp200 ribu per pasangan dari Mandiri Syariah.
Pemerintah menyediakan baju pengantin, makanan untuk keluarga. Selain itu, di lokasi nikah massal terdapat pelaminan adat Betawi dengan sisi kiri dan kanan terdapat ondel-ondel.